Hey, it's me again!
Tahu gak sih, dari dulu gue tuh emang selalu penasaran sama salah satu 'fast-food' Jepang yang satu ini.
Baik dari sisi penyajian makanan, sisi fundamental, sampe ngubek sejarahnya pun gue jabanin. Sampe akhirnya gue tau, bahwa Sushi bukanlah nama makanan, tetapi nama metode penyajian.
Metode yang kalo kata wikipedia sih, sushi artinya menyajikan makanan yang terdiri dari nasi yang dibentuk bersama dengan seafood, daging, sayuran, atau bahkan buah pun sering kali ikut terlibat. Nasi tersebut terlebih dulu dibumbui dengan campuran cuka beras, garam dan gula.
Gak tau deh udah berapa dokumenter sushi gue koleksi demi memuaskan rasa penasaran. Hal ini spesial, karena pembuatan sushi begitu dihargai di Jepang. Dan pembuat sushi yang berdedikasi dikenal dengan nama Shokunin.
“The Japanese word shokunin is defined by
both Japanese and Japanese-English dictionaries as
‘craftsman’ or ‘artisan,’
but such a literal description does not fully express the deeper
meaning. The
Japanese apprentice is taught that
shokunin means not only having technical skills, but also implies an
attitude
and social consciousness.
Untuk bisa membuat makanan enak, kamu juga harus bisa mencicipi/membedakan seperti apa makanan enak itu.
Menghargai makanan, sama dengan menghargai pembuatnya. Prinsip itu juga yang membuat para Shokunin segitunya terdedikasi. That's what Shokunin does.
Jadi, gimana sih awalnya dulu gue nyasar ke Sushi Tei? Nah, gini ceritanya.
Gue itu, kalo soal makanan terkenal hobi pilih-pilih. Boro-boro sushi, makan sayur asem aja gue perfeksionis banget. Gue musti tau yang gue makan ini sayur asem jawa, betawi, sunda, atau mana? Jadi gue bisa ngukur ekspektasi gue tanpa berbalut rasa kecewa berlebih ((YHA MZ))
Nah, sama juga kayak sushi. Gue dateng ke mall dengan penuh pengharapan dan excitement. Gue berharap pengalaman makan makanan mentah yang mungkin aja pertama dan terakhir kali ini tetap berkesan. Mentah boleh sih, tapi ini kan sushi ya. Masa beneran mentah, paling nggak ini mentah tapi diolah gitu lho.
Akhirnya gue sodorin skenario ini ke
"WHY SUSHI TEI?"
Gue pribadi, baru pernah makan di tiga Sushi shop, Genki Sushi, Nama Sushi, & Sushi Tei (pernah juga mau coba Ichiban Sushi, tapi pas sampe depan pintu the smells was not so good and I feel doubtful, mungkin ada yang mau nemenin?).
Di Genki Sushi, kita dikasih iPad yang berisi puluhan menu yang bisa langsung dipesen. Klik "OK", lalu orderan kamu akan segera diantar dengan kereta mainan yang ada di atas railway track di samping meja makan kamu. Begitu selesai, tinggal klik 'Billing' di iPad, lalu bayar deh ke kasir. So easy, dan praktis. Hanya aja, menu di Genki Sushi lebih mengerucut ke sushi basic alias gak terlalu beragam jika dibandingin Sushi Tei. Tapi at least, kita dapet porsi yang lebih banyak.
Kebalikan dari Genki, Sushi Tei menawarkan menu sushi-fusion yang lebih variatif. Lengkap dari sushi level basic, hingga yang ekstrim kayak Live Lobster a.k.a makan lobster idup-idup seharga IDR 500 ribuan. (Fuh, untung gak ada Live Octopus di sini). Jadi, kalo lagi pengen banget sushi, thanks to menu yang variatif di Sushi Tei adalah selalu yang pertama kali nyantol di kepala gue.
Nah, begitu masuk, kamu akan ditawarin mau duduk di table atau sushi bar. Kalo kita biasanya pilih dua-duanya alias duduk di deket table yang deket sushi bar :))
Cara table-dine sama aja kok kayak resto pada umumnya. Kalo di sushi bar, kayak gini nih:
Tinggal ambil menu yang kamu suka dari bar, harganya bisa kamu cocokkan dengan warna piring sesuai dengan yang tertera di menu-book.
Oke, udah siap santap nih? Berikut ini adalah 8 menu Sushi Tei yang selalu kita pesen setiap kali di Sushi Tei, lengkap dengan what & why you should try it-kind-of-stuff. Give me your best review ya!
Nah, begitu masuk, kamu akan ditawarin mau duduk di table atau sushi bar. Kalo kita biasanya pilih dua-duanya alias duduk di deket table yang deket sushi bar :))
Cara table-dine sama aja kok kayak resto pada umumnya. Kalo di sushi bar, kayak gini nih:
Tinggal ambil menu yang kamu suka dari bar, harganya bisa kamu cocokkan dengan warna piring sesuai dengan yang tertera di menu-book.
Oke, udah siap santap nih? Berikut ini adalah 8 menu Sushi Tei yang selalu kita pesen setiap kali di Sushi Tei, lengkap dengan what & why you should try it-kind-of-stuff. Give me your best review ya!
9. Salmon Maki - IDR 22.000
Salmon Maki |
Why: Very good as starter. Six pieces daging salmon segar berbalut nasi/nori, serta warnanya yang cerah menjaga nafsu makan kamu tetap stabil sambil siap-siap membangun ekspektasi dari sini untuk siap-siap ke tiga menu selanjutnya. 3 out of 5.
8. Salmon/Kani Tamago Maki- IDR 22.000
Mirip Kani Tamago Maki, tapi kalo yang satu ini Salmon Avocado Maki |
Why: Kalo gak terlalu suka salmon buat starter, variasi Kani Tamago Maki (Crab stick, cucumber, and omelette) yang berisi kepiting, timun, dan telur ini boleh jadi pilihan. Rasanya kurang lebih hampir sama kayak Salmon Maki hanya aja less-raw dan lebih mudah familiar di mulut. 3 out of 5.
7. Tamagoyaki - IDR 15.000
Tuna & Scallion Tamagoyaki |
Why: This is the best tongue-friendly-dish that you can get. You will never go wrong with Tamagoyaki. Telor dadar yang tasty dan manis, cocok buat jadi appetizer/dessert dan dipadukan dengan makanan apapun. Selain enak, harga makanan ini juga murah :)
6. Salmon Belly - IDR 22.000
Salmon Belly yang jujur aja bukan di Sushi Tei tapi sama kok |
Why: My favorite starter sushi! Ini tuh kayak daging sapi has dalam tapi dalam wujud salmon. Lembut banget, dijamin langsung meluncur lancar ke dalam mulut. Kunyah secara antusias biar makin berasa sensasi daging salmon seger nan' juicy ini. Kalo gue pesen seporsi sih kurang. Definetely 4 out of 5.
5. Half-Broiled Salmon Belly - IDR 24.000
What: Versi 'mateng' dari Salmon Belly dengan tambahan tiga butir salmon roe untuk sensasi asin yang menggelitik (apa sih)
Why: Biar fair, sajian setengah mateng dari Salmon Belly ini bisa kamu jadiin perbandingan. Secara tekstur, yang ini jauh lebih lunak sehingga pas masuk di mulut, it's a massive melt-down through your belly!
4. Chuka Iidako Sushi - IDR 22.000
Chinmi Iidako |
Why: Saking uncommon-nya, gue pikir bakalan "omg i'm gonna eat a baby and it will end up horrible"-kinda like of taste, tapi taunya pas pertama kali makan, my thought was "omg hmmmmm this is the real seafood!".
Surprisingly delicious, tasty and full of protein. Gue belum pernah makan makhluk laut yang bertekstur, chewy dan slushy kayak baby octopus ini, and you should try it. 3 out of 5.
3. Aburi Suzuki To Spicy Kani Mayo Sushi (Barramundi & Crab Meat Sushi Roll) - IDR 34.000
What: Lot-lot-lot of slice daging kepiting dibalut dengan kulit kepiting/salmon dan mayonnaise.
Why: Menu baru yang satu ini surprisingly soooooo good in my mouth! Ratusan irisan daging kepiting yang ketika dimakan seketika meledak di mulut ini gak akan berhenti bikin kamu bilang gila-gila-gila-gila-gila-gila-gila-gila-gila-gila-gila sampe akhir hayat.
2. Halibut Saikyou Yaki (Grilled marinated halibut with miso sauce) - IDR 86.000
What: Ikan halibut lembut yang direndam bumbu spesial dan saus miso.
Why: Pernah gak sih ngerasain satu ikan out of knowhere yang selama ini kamu tau cuma buat lauk temen nasi, tapi pas dimakan tanpa nasi rasanya beda banget? Olahan ikan halibut ini jawabannya!
Ikan halibut, ikan pipih purba yang notabene udah jarang banget ditemui ini ternyata enak banget. Very soft and have a comfy taste. Definetely a great pleasure for your mouth. Untuk sekedar side-dish, wajib banget kamu cobain. 5 stars!
1. Fuji Roll (Salmon, Crab stick, and tamago with cod roe mayonnaise) - IDR 39.000
The Majestic Fuji Roll |
Why: The five stars king and the queen of sushi in Sushi Tei menu. Lucunya, di list sama sekali bukan top picks atau favorite choice, tapi begitu sekali pesen, susah untuk nyingkirin Fuji Roll dalam billing belanja. Untuk kenikmatan Fuji Roll yang maksimal, jangan dipotong, single bite is a must!
Di setiap kesempatan, meski udah disediain soyu/kecap asin/manis dan lada di meja, kita selalu minta tambahan mayonnaise sebagai teman menu. Memesan mayonnaise is a good step, kalo kamu gak pingin kaget-kaget banget sama rasa fresh/raw food yang mungkin baru pertama kali kamu coba.
Tapi sekedar note aja, Sushi Tei ini kalo jam ramai, quality-control terhadap makanannya suka agak ngawur, jadi mendingan coba dateng pas jam-jam bukan prime-time deh .
Well then, have a good meal!
Thumbnail, I don't own it, credit to Sakhti Life
Masa sih semurah itu? Rasanya pas saya ke sana harganya di atas 30.000an semua deh...
ReplyDeleteEmang segituan kok kak, coba deh cek ke halaman menu belakang-belakangnya :D
DeleteUda nyobain Gyoza belom? Favorit ku tuh. :D sama karage sushi sik. Duh jadi laper kan. Hiks :'
ReplyDeletePertama kali nyobain Gyoza itu justru bukan di Sushi Tei, tapi di Bankara Ramen. Not a fan, but its taste is just fine :D
DeleteEnak sih cuma mahall, ke sini kalau pas ultah aja krn dpt kue gratis hahahah
ReplyDeleteKalau soal harga, relatif sama menu yang dipesen kak. Malah ada Sushi lain yang harganya lebih melangit :)
Delete