Showing posts with label Hidup di Metropolitan. Show all posts
Showing posts with label Hidup di Metropolitan. Show all posts
Source
Hari gini gitu lho, 7-Eleven udah kayak pengganti orangtua. 

Mau makan minum, ke sevel. Mau kasih sayang, nongkrong di sevel biar dapet jodoh. Mau buka wawasan atau kerja remote, ada wifi di sevel. Mau ngerampungin skripsi rombongan atau ngungsi kebanjiran? Sevel buka 24 jam. 

Mau berak? Sevel pasti punya kamar mandi. Mau ngeplak kepala sekolah? Keroyokin aja di sevel, nggak ada yang peduli juga.
Source

Berhubung demam typhoid kali ini adalah yang terburuk dan paling lama sembuh dari typhoid sebelumnya, kayaknya akan bagus jika pengalaman gue ini di share.

Jadi ceritanya, gue udah mulai sakit semenjak tanggal 26 Desember 2014 dan baru bisa recover hari ini, 24 Januari 2015. Ini adalah typhoid ketiga (yang bukan gejala) gue. Yang pertama itu waktu kecil, kedua tahun 2013 lalu, dan sekarang kena lagi.

Awal cerita dimulai di jam setengah sembilan pagi di hari Sabtu, ketika gue terpaksa harus bangun buat mengungsikan motor ke rumah sebelah karena banjir di depan kosan udah setinggi 30-40 cm (se-paha/se-perut orang dewasa). Nah, sebelum gue dibangunin dan mandi, selama ganti baju itu gue udah ngerasa sempoyongan. Karena track-record tiga hari lalu gue memang nerobos hujan terus-terusan meski pakai mantel, plus begadang ngerjain kerjaan. Ditambah besoknya musti bangun pagi-pagi banget karena kaget, ya kalian bisa bayangin lah rasanya.

Nyari kos-kosan di Jakarta itu gampang-gampang susah. Kamu butuh kesabaran, alokasi waktu yang baik alias nggak bisa dadakan, dan sedikit keberuntungan.

Apalagi sekarang, kota ini mlepek bianget sob. Penuh sama kendaraan. Kondisi ini menyulitkan kamu untuk milih waktu yang tepat buat ngider-ngider cari kos. Karena percaya deh, dimana-mana macet!

Berikut ini, gue mau coba share sedikit pengalaman, tips dan persiapan gue selama cari kost di Jakarta tempo hari.

Langkah pertama yang harus kamu lakukan adalah, ngumpulin motivasi dan alasan kenapa kamu harus ngekos (biar mantep) dan menentukan wilayah kost yang kamu mau.

Ini penting, untuk merapatkan pilihan-pilihan kamu supaya fokus pencarian nggak buyar. Di Jakarta, jenis tempatnya beragam banget. Tetapi secara garis besar, bisa dibagi menjadi tiga:

1. Daerah sekitar perkantoran/Mall

Kisaran harga normal: 800 ribu-3,5 juta rupiah. 
Freedomness Level: Bebas banget! Apalagi kalau kamu nemu kos-kosan pegawai yang kerjanya pulang malem terus.

Kelebihan: Kemungkinan untuk nemu kos-kosan 50:50. Karena isinya pasti karyawan dan pegawai (Tergantung kamu nyarinya di daerah Mall/perkantoran elit atau nggak) yang gajinya UMR. Berarti, agak susah nyari yang harganya kantong mahasiswa. Pilihan kamu jadi tambah sedikit.

However, karena mayoritas semuanya pegawai, kamu nggak perlu khawatir urusan pribadimu di-kepo-in sama penghuni kos dan sekitarnya. Karena biasanya, yang ada di pikiran pegawai mah cuma makan, tidur, kerjaan dan urusan beres :)

Kekurangan: Kisaran harga sekitar 800 ribu-3,5 juta rupiah. Karena pasti banyak juga yang bawa mobil, ukuran bangunan kos dan harga juga pastinya menyesuaikan. 
Contoh Ilustrasi


2. Daerah sekitar kampus

Kisaran harga normal: 350-800 ribu

Freedomness Level: Tergantung, kampusnya deket komplek apa pemukiman? :p Kalau deket pemukiman, level keponya tinggi sekali. Meski di komplek juga ada "Tamu wajib lapor", tapi gardu hansip biasanya jauh sama tempat kos-kosannya :)

Kelebihan: PASTI BUANYAK KOS-KOSAN MURAH. Harga relatif terjangkau, dan pilihan sangat beragam. Oh, dan kultur pergaulan juga beragam tentunya. Kamu bisa ketemu anak se-perantauan biar bisa sharing-sharing. Atau ketemu pergaulan anak lokal setempat biar kadar adaptasi kamu kian terlatih. Tapi memang lebih bagus kamu survey dulu sih.

Kekurangan: Sayangnya, kos-kosan sekitar kampus biasanya ndlesep ke dalam gang-gang kecil sekitarnya. Dan lagi, kamu harus pinter-pinter ngatur timing pencarian. Kalau kamu nyarinya pas tahun ajaran baru, bisa dipastikan semua kosan penuh sama mahasiwa baru. Gue saranin, usahakan nyarinya sekitar dua bulan sebelum tahun ajaran baru.

Contoh Ilustrasi

3. Daerah pemukiman.

Kisaran harga normal: 300 ribu - 1 juta rupiah 
Freedomness Level: BIG BOO!

Kelebihan: Ini juga relatif, kamu cari pemukiman komplek apa yang bener-bener pemukiman? Soalnya beda kalo di Jakarta :p

Kekurangan: Satu-satunya kekurangan adalah hampir nggak mungkin menemukan kebebasan dan fleksibilitas waktu kalau kamu ngekos di pemukiman. Udah gitu, biasanya berisik, karena saking dempetnya jarak antar bangunan rumah. Karena tempatnya pemukiman, kos-kosan di daerah seperti ini biasanya agak jarang, tapi harganya nggak begitu nyekek kantong kok. Sekali lagi, tergantung tempatnya.

Saran: Sepengalaman gue, cari tempat kos di sekitar pemukiman perantauan orang Jawa/Sunda itu lumayan asik. Karena selain kamu berasa lebih aman, mayoritas dari mereka adalah orang-orang baik dan gak macem-macem :)

Jadikan opsi nomor tiga ini sebagai desperate weapon kamu.

Contoh Ilustrasi

Frequently Asked Question (FAQ) :

1. Tips general nyari kost-kostan di Jakarta apa sih?

First of all, JANGAN CARI DI DAERAH YANG LANGGANAN BANJIR. Hahahahahaha, ini merepotkan, lho. Soalnya banyak daerah-daerah di Jakarta yang setiap tahun SELALU kena banjir. Banjir di Jakarta bisa mencapai 2-3 meter kalau lagi parah-parahnya. Berikut daftar dari daerah-daerah langganan banjir versi Kompas.

2. Kapan waktu yang tepat cari kos-kosan di Jakarta?
Sebenernya nggak ada waktu yang paling optimal, jadi lebih ke nekat aja sih. Soalnya kalau nyarinya subuh atau pagi, orang-orang pada berangkat kerja, macet. Kalau nyarinya siang, puanas banget, bikin kamu cepet capek. Kalau nyarinya sore sampai malem, orang-orang pada balik kerja, udah mau gelap pula.

Paling enak, antara jam 10 pagi sampai sebelum Dzuhur. Hari Rabu dan Kamis bisa jadi pilihan.

3. Kebebasan-kebebasan tadi itu, maksudnya gimana?

Flexibility, of course! Like:

- Aside from religious matter and some other shit, Kos paling asik itu ya kos campur cowok sama cewek. Karena fleksibilitas kamu juga terjaga. Yang anak band bisa kumpul bareng. Yang kerja kantoran bisa bawa lemburan dan kerja bareng.Yakin mau kos di tempat yang gendernya dipisahin? Cari kos apa cari asrama? It's just silly.

- Yang paling penting adalah soal tetangga sekitar. Entah itu yang ngekos ataupun yang di luar, nggak reseh sama kamu. Kamu juga nggak nyaman kan kalo tetangga usil nanya-nanya kepo melulu padahal kamu juga nggak pingin tahu urusan mereka?

- Jam bertamu nggak terlalu ketat. Ada lho kost di Jakarta yang jam bertamunya kayak jam besuk rumah sakit. Bahkan ada yang saking strictnya soal gender, yang punya anak cowok aja nggak boleh ketemu sama bapaknya, kudu di luar ._.

4. Jenis-jenis empunya kos yang harus dihindari itu kayak gimana aja?

Paling enak, kalau si empunya kos itu ibu-ibu berumur sekitar 25-38 tahunan. Karena lebih tolerir (Tergantung orangnya juga sih, pinter-pinter kamu baca orang aja). Yang harus dihindari: Kakek-kakek, ketua RT, kyai, habib majelis, dan sebagian besar orang Padang (Beberapa strict banget sama kaidah agama, cari kos apa mau cari guru ngaji?)

5. Range harga?
Kalau yang pakai AC biasanya 800 ribu keatas. Non-AC sekitar 350 ribu-800 ribu.

6. Rekomendasi daerah kos-kosan?
 (Karena sering main daerah Jaksel/Jaktim) Beberapa tempat di Jaksel yaitu Tebet, Palbatu, Kemang, Mampang/Tendean, Matraman. Kalau Jaktim ada di Pulo Gadung, Otista Kp.Melayu, Utan Kayu, Kayu Jati, Pulo Asem, Jl. Sunan Giri, dan Jl. Balai Pustaka.

**
Ini ada beberapa direktori kos-kosan di berbagai daerah di Jakarta. Sempetin taruh respons di kolom komentar yak :3

http://www.infokost.id/ 
http://kostpedia.com/  
http://www.kostjakarta.com/
via Yahoo
Hae, kaks.

Ini adalah pertama kalinya gue "woro-woro" sotoy soal politik di media digital. Habisnya gregetan kalau melihat sosialisasi "melek politik" di level awam itu sebenernya nggak begitu merata, dan ini kayaknya harus lebih digalakkan.


Meski hampir seumur hidup diam menjadi golongan putih yang sampai sekarang pun nggak ada partainya, agaknya gue nggak bisa lagi membendung geli karena tergelitik luar dalam terhadap apa yang akan terjadi di tanggal 9 Juli nanti.

Digelitikin Pak Jokowi susah nahannya.

[DISCLAIMER]

Feedback apapun yang bersifat kontra-indikatif, kontradiktif, hujatan gelap mata tanpa koreksi dan menjatuhkan salah satu pihak dalam postingan yang bersifat personal opinion nan subjektif ini, tidak akan ditolerir dan akan dianggap sebagai orang tidak waras bin tidak terpelajar. Nasib selanjutnya atas komentar anda akan ditentukan oleh seberapa baik niat Tuhan terhadap kamu lewat saya.
Gue termasuk salah satu orang yang kurang setuju dengan penerapan "Priority Seat di KOPAJA & Metromini", karena aturan (di Kopaja dan Metromini) tersebut invisible alias nggak terdeteksi keresmiannya selain dengan kadar kesadaran yang tinggi. 

Dengan ongkos 3000 perak, semua orang mau enak, semua orang mau senang, semua orang mau duduk terus.

Dan gue rasa, hal ini lucu, perlu dibahas, dan beneran menggelitik.


Transjakarta (TJ) , digadang-gadang sebagai solusi kemacetan Jakarta yang makin hari makin parah, tapi untuk gue pribadi, TJ hampir selalu jadi pilihan terakhir. Dua alasan aja.

Pertama, gue nggak tahu alasan Transjakarta dibuat. Jalan-jalan besar dan protokol di seluruh Jakarta dirombak habis dan "dibelah" untuk dijadikan Busway. Dimana kenyataannya, jalan sebesar itu aja udah macet parah, ini malah dibagi dua, dan macet tetap terjadi.

Kedua, dari seluruh peta jalur TJ yang mereka bilang strategis dan bisa menjangkau seluruh Jakarta, nyatanya tetap nggak jadi pilihan gue, karena Mikrolet, Metromini, dan Kopaja masih lebih baik.

Mereka bisa menjangkau ruas-ruas kecil dan pelosok gang Jakarta dengan sangat baik yang notabene hampir susah dipercaya keberadaannya (si gangnya). Walaupun armada bus kecil/sedang udah banyak yang kurang memadai dan banyak yang nggak lulus uji kelayakan, warga Jakarta nggak peduli, toh mereka tetap asik-asik aja ikut naik.

Sementara TJ, kita harus rela jalan kaki untuk datang ke shelter terdekat, beruntunglah yang rumahnya di sekitaran halte Busway.

Seenggaknya, itulah hal-hal yang selalu mutar-muter di pikiran gue dulu. Sampai akhirnya, gue riset sendiri, bikin tesis dan komparasi sendiri, plus nge-browse video-video pemaparan Pak Basuki Tjahaja Purnama dan PEMDA di Youtube.

Akhirnya gue sadar, buat sekarang ini, Transjakarta adalah solusi edan yang paling logis.


Siapa bilang jadi kenek angkutan umum itu gampang? Justru profesi kenek adalah satu-satunya pekerjaan yang bahkan jarang dipasang di lowongan pekerjaan. Kenapa? Karena kenek adalah pekerjaan remeh, siapapun bisa kok jadi kenek.

Katanya.

Pernah nggak sih penasaran sama yang namanya seluk-beluk perangkotan di Jakarta? Atau mungkin pengen tahu gimana mekanisme pekerjaan serta interaksinya sesama Angkot-driver lainnya?

Sumber tulisan berikut ini gue ambil dari wawancara langsung salah satu supir angkot di Jakarta. Biar gak makin penasaran, scroll kebawah terus yah!
Source

Hampir semua orang Indonesia pasti seneng kopi dan punya kopi favoritnya masing-masing. Apalagi, sekarang makin marak kedai-kedai kopi gede kayak Starbucks dan J.CO, kok rasanya nyari kopi yang enak jadi makin menguras kantong.

Tapi ternyata para produsen kopi instant sachet nggak kehabisan akal.

Mereka memberikan alternatif dimana kita tetap merasakan kopi yang enak dan unik, tanpa harus nguras kantong dan bayar transport. Meski varian rasa kopi instant yang sekarang beredar seringkali bikin bingung.