Akhirnya tunai juga ibadah yang ketunda sejak long-weekend paskah kemaren. Dan first of all, si dinikopi bete banget nonton film ini :))

Berkali-kali misuh-misuh "Kenapa harus Nolan sih, pelem kok gelap amat?"

Doi emang udah gak suka sama nuansa noir-nya semenjak nonton Dark Knight yang notabene garapan Nolan juga.

Well, meski Nolan di film ini bertindak sebagai Executive Producer dan "Advisor" buat Zack Snyder (karena Nolan yang ngerjain seri Batman sebelumnya), gak bisa dipungkiri bahwa film ini masih kentara "garapan" Nolannya.

"Batman V Superman is the best D.C movie so far

Yes, unargueably, film ini adalah film D.C terbaik yang pernah gue tonton. At least, menurut gue sih. kalo lo punya pendapat beda, lo nulis di blog lu sendiri aja ya.

Gue sempet kecewa mengingat "gagalnya" sekuel Daredevil dan Green Lantern yang ternyata gak dilanjutin lagi (But hey, tahun 2020 nanti, Green Lantern bakal dibuat reboot-nya dengan judul "Green Lantern Corps!", thanks for the spoiler, Cinemagz!) widih rasanya mengobati banget.

Lima menit film berlangsung, oooohh oke, ini emang gak bisa dicerna seperti saat kita nonton film Marvel, that I should pay attention for every details. 

Gue cuma senyum-senyum aja liat puzzle-puzzle saling silang di 60 menit pertama. Soalnya semuanya numpuk kan tuh dari awal, banyak role-play karakter yang musti dihafalin.

Mengingat ini gebrakan pertama buat film D.C yang "berani" ngegabungin tiga main-character sekaligus, I can say, this is such a great introduction. Untuk film sekelas "perkenalan" gini, 3 jam rasanya gak terbuang percuma.

Dan ternyata banyak juga ya yang belom move-on sama Batman-nya Christian Bale. Kenapa? Hmmmm mungkin karena belum ada sejarah Batman brewokan? :)

Kasian Ben Affleck, berasa lho pressure-nya. Udah Daredevil dimaki-maki, masa sekarang pas jadi Batman masih juga diledekin?

Why Ben Affleck?

Ngomongin kostum, makin ke sini si Batman makin jauh dari comical-approach-nya, ya gak sih? Cobaaaa liat lagi deh Batman versi Michael Keaton, Val Kilmer dan George Clooney dulu.
 
1989 - Keaton, 1995 - Kilmer, and so on.
Tapi eksperimen kostum Batman di nightmare-scene-nya emang keren banget sih menurut gue. Macho banget mirip-mirip Hellboy gitu lah :))

Source
Tapi kalo soal pemerannya kali ini, gue pun sempet ragu kenapa harus Affleck sih yang jadi Batman? Batman kok brewokan, kan jorok ya. Trus gendut pula. Belom lagi bibirnya Affleck ceper. Inget kan semua pemeran Batman itu wajib punya bibir sensual nan seksi? Duh.

Well, gak cuma Batman aja yang punya nightmare. Di dunia nyata, berbagai cacian pedes dari fans serta kritikus juga merupakan mimpi buruk tersendiri buat Ben Affleck, dan lu musti liat gimana mukanya Ben Affleck di video Yahoo Movies yang udah lama viral di sini.

Poor Ben Affleck. Just think about all those months he’s spent praising Batman v Superman: Dawn of Justice. All those times he’d promised how the movie would blow our minds. And then the reviews came in. The only way it could get worse is if he were asked about the negative reviews in an interview. Which is just what happened. 

Affleck and Henry Cavill, who plays Superman in the movie, were being interviewed by Yahoo Movies when the interviewer asked them about the negative reviews the movie was getting slammed with. Cavill, well aware of the bad buzz, took the lead in answering the question. Affleck, meanwhile, sat in glum silence. - via hindustantimes

Tapi-tapi-tapi, think again!

Untuk menandingi kekuatan sekelas Superman yang notabene "dewa" kek gitu, apa Batman keliatan punya kesempatan? 

Hell no! Karena kita tahu sumber kekuatan Superman adalah Matahari (coba mampir ke wikinya di sini). Selama matahari masih bersinar, Superman gak akan bisa mati. (Yes, you see the dirt on Superman's grave floating at the end of the film)

Yakin mau ngadu Batman yang kiri sama Superman?
In my mind, seenggaknya dalam segi fisik Batman harusnya emang lebih unggul sih. For that reason, dikit-dikit gue mulai nerima loh betapa kerennya Ben Affleck jadi Batman, dan bukan Christian Bale. 
Comicbookresources
Liat deh penampakannya, kekar kek preman, gebukin selusin orang udah kayak kertas, cuma modal tangan kosong aja. Gue suka banget sama gaya berantem Batman yang brutal di film ini. Kalo versi Bale itu kan lebih ke koreonya kan, tapi kok ya masih keliatan kaku gitu.

Nah, kita jadi tahu kan bahwa kekuatan Batman gak cuma bergantung sama gadgetnya aja, tapi juga bela diri tangan kosongnya.

Does Superman know how to use martial arts? Oops, you should more afraid of Batman now.

Simpelnya, Superman relies a lot to his power, ditambah kelamahannya terhadap kryptonite udah jadi rahasia umum, dan masih ditambah lagi dengan manjanya Lois Lane. His weaknesses is just too obvious!

Sementara Batman unggul secara fisik, strategi, koleksi skill bela diri, all of the secrecy dan gak punya kedekatan khusus terhadap seseorang yang bisa diganggu. Hmmmm, hal itu lah yang kayaknya coba di-highlight di film ini. Gak soal koleksi gadget dan kendaraannya aja, emangnya James Bond?

Yah, James Bond mah masih ada heroik-heroiknya yekan. Emangnya Batman heroik?

Keliru besar kalo lo ngira Batman adalah superhero. No! He's a vigilante, a bad guy on his own way. Liat deh gimana cara dia ngejar penjahat. Ambisius dan cenderung main hakim sendiri, karena emang di situ kerennya. Orang kaya, pinter dan resourcesnya di mana-mana.

Believe me, he's really an expert marksmen, dan sekarang, targetnya adalah Superman.

Emang mirip-mirip sih emang sama Iron Man. Bedanya kalo Tony Stark itu belagu, Bruce Wayne ini ya past-trauma-nya itu penyakitnya. That's why he called the Dark Knight, karena dia berusaha memerangi masa lalu kelamnya itu.

So, it's kinda obvious
kalo kekuatan Bruce Wayne dalam format Batman jauh lebih besar daripada Superman.

How's Superman?

Terakhir nonton Man of Steel, gue masih inget kalo kostum yang dipake itu rada gelap. Tapi di film ini, keliatan agak terang, trus ditambah detail tekstur huruf-huruf gitu. Gue sih sukanya yang gak mencolok gitu ya, soalnya kan secara format kostum Superman udah norak gitu, masa masih dibikin terang lagi? :))

Meski jadi manusia terkuat di jagat raya, Superman tidak melupakan kewajibannya untuk menjadi imam yang baik
Anyway, Henry Cavill's still performing well. Masih sama kayak terakhir di MoS. Karena highlight Superman di film ini kan soal konsekuensinya jadi superior di Bumi. Berbagai macem brainwash-scene tentang segimana powerfulnya dia dan disembah-sembah bak Tuhan, is above expectation. Bikin gue makin percaya Superman bisa pantes juga kalo jadi antagonis.

Soalnya ketakutan penduduk kota terhadap Superman kan emang susah buat dipungkiri ya. The most powerful being in the world, kenapa gak mungkin kalo dia tetiba jadi "jahat"?

Gak cukup kan dengan modal segepok kryptonite trus deket-deketin Superman? Itu lah kenapa ada orang jenius yang namanya Lex Luthor, yang bersedia menjadi initiator.


Why Wonder Woman?

Well, I'm not so sure. Gue sempet "wow-wow-wow" sendiri pas dia tiba-tiba showed up dan "Boom-Boom-bang!" everywhere. It's so epic and badass! 

Mas muji terus, malu ah...
Unfortunately, saking terkesannya sampe gue lupa Gal Gadot di film ini ngapain aja. Beberapa scene yang gue paling inget soal Wonder Woman:

1. Mengunjungi museum untuk melihat pedang palsu
2. Reseh, nyolong hack-tools Bruce Wayne.
3. Kaget karena koleksi foto dia kurang lengkap, ternyata Bruce Wayne udah punya duluan
 4. Bantu-bantu ngiket dan beset-besetin kaki si monster
5. Gal Gadot telentang ampe keliatan em..... itu. Seperti yang udah santer diomongin anak Twitter

Iya beneran cuma itu. Asumsi gue sih, hanya karena Wonder Woman adalah founder Justice League (The Avengers versi D.C) barengan sama Batman, makanya nyelip deh dia di film ini.


How's Jesse Eisenberg?

Pffft, Why did he want the Man of Steel to fight the Dark Knight?
 
Above all else, buat yang gak pernah baca komiknya pasti bingung kenapa Lex Luthor keliatan benci banget sama Superman, dan sayangnya gak dikemas secara rapi/jelas di film ini.


Dan karena semuanya berasal dari komik, pastinya ada beragam versi soal kebencian Lex terhadap Superman. Tapi simak kutipan berikut ini:

Luthor ironically sees himself as earth's greatest hero. In his worldview, Superman is an existential threat to humanity--he is a non-human with god-like abilities who could impose his will on humans. Luthor opposes Superman partially because he desires power, but also because he fears what Superman means to the future of humanity. Superman means humans no longer have to be responsible for their own protection, they could become complacent in their reliance on the Man of Steel. Plus, if Superman went rogue, no one could stop him.

Semoga mencerahkan ya.

Kalo ngomongin akting, I think he does fine. Hmmm tahu lah ya gimana akting Jesse di film Social Network. Berkat film tersebut, image super-geeky ditambah tempo ngomongnya yang kebat-kebit dan terkesan psychopathic, akhirnya ya pantes-pantes aja sih.

Tapi gue yakin sang Produser cuma penasaran "Gimana kalo Jesse meranin Lex Luthor"?

Karena katanya, banyak fans yang protes kalau Lex harusnya berumur sekitar 35 tahunan ke atas, dan Jesse masih keliatan terlalu muda.

Solusinya? Alah, tambahin aja "Jr" jadi Lex Luthor Jr.

Kelar.


Why Doomsday?

Gue kaget juga lho tiba-tiba ada monster showed up in the middle of nowhere, karena tadinya gue kira yang keluar adalah General Zodd, again. Lah ini kehabisan musuh apa gimana? Hahaha.

Who the heck is this guy? A mutated Godzilla??!
Trus di bioskop gue denger juga banyak yang kasak-kusuk "Eh apaan tuh, ih apaan itu coba,"

Asumsi sementara, momok monster yang mirip banget sama Troll goa di LOTR ini namanya kalo nggak WRAITH, ya Doomsday. Antara dua itu deh.

Kanan - Troll di Fellowship of the Ring
Sempet disinggung juga kok sama Lex Luthor, tapi tersirat. "Here comes your Doomsday" (atau gimana sih gue lupa juga?)

Terkesan kayak kiasan gitu, tapi sebenernya ini nama orang/sosok alien, dan bukan monster. Maksudnya adalah, Doomsday ini ya bisa ngomong kalo di komik.

Gue menyimpulkan, Doomsday di film ini gak disebut secara official, di IMDB pun gak ada nama Doomsday, kayak pelengkap aja gitu. Tapi buat yang penasaran gimana sih penampakan asli Wraith dan Doomsday? Kayak gini nih:

Superman Vs. Doomsday
Ini yang namanya Wraith, mirip gak sama di film?

Final Summary

1. This film has a lot of of future spoilers, dan bisa jadi awal yang bagus untuk pedekate sama karakter-karakter D.C Comics, atau kamu yang sempet kapok sama Daredevil dan Green Lantern

Pasti bakalan ada Robin dan Joker di film berikutnya
2. Kasih dong kesempatan buat Ben Affleck, you'll see that his version of Batman is quite awesome too. Two thumbs up for the Batman!

3. Baru nyadar yang jadi Alfred Pennyworth adalah si dubber "Scar" di Lion King, Jeremy Irons. 
4. Duh Wonder Woman, I have nothing to say unless, I prefer see you on the Fast & Furious series :(
5. I really don't care about Superman in this film, for about.. uhm... sepanjang film?
6. Background music di beberapa adegan sounds so awful. Kayak penempatannya gak pas aja gitu, kinda annoying.

Sesuai judulnya; Dawn of Justice, film ini adalah perkenalan sekaligus spoiler terhadap lahirnya Justice League.

The Justice League
Mengingat banyak scene di tengah film yang bertebaran merujuk soal itu, kabarnya film Justice League akan dirilis dan terbagi dalam dua part pada tahun 2017 dan 2019. Gak salah denger kok, yang dirilis emang versi team-upnya dulu ketimbang versi solo membernya masing-masing.

Berikut list upcoming superhero projects yang gue kutip dari Cinemagz:

Tahun 2017:
1. Untitled Wolverine
2. Guardians of the Galaxy
3. Untitled Fantastic Four Sequel (Seriously?! Again?!)
4. Untitled Spider-man
5. Thor: Ragnarok
6. Wonder Woman
7. Justice League part one

Tahun 2018:
1. Avengers: Infinity War part one
2. Black Panther
3. Captain Marvel
4. The Flash
5. Aquaman

Tahun 2019
1. Avengers : Infinity War part two
2. Inhumans
3. Shazam!
4. Justice League part two

Tahun 2020
1. Cyborg
2. Green Lantern Corps


Kira-kira ngobrolin apa lagi nih soal BVS? Ditunggu yes komentarnya :)



Bentar-bentar. Yang bener itu nulisnya "Jobdesk" atau "Jobdesc" sih? #dibahas

Ternyata lagi marak banget ya jobdesc tumpang tindih dalam satu jabatan di dunia persosmedan.

Ada yang keburu nyadar duluan lalu menganggap hal tersebut gak adil, ada juga yang pasrah kerja rodi (atas nama) demi pengalaman baru.

So, we're talking about personal standard, right?

Yaaaa kalo ngomongin standard yang bersifat prinsipil kayaknya agak sulit ya. Gue sendiri kerja di sosmed kurang lebih baru 2-3 tahunan. Udah kirim CV ratusan kali ke sana ke mari pun tetep ada tuh yang "dia pikir gue nggak tahu kerjaan gue lalu" nyuruh serabutan.

Kalo take home pay-nya sepadan, ya oke lah. Kalo ternyata gak? Waduh, bisa nombok umur alias tua di kantor tuh'.

Tapi sebenernya kenapa sih mereka begitu? Apa kita yang kurang jodoh sama kantornya? Atau jangan-jangan kita yang kurang riset? Hmmmmm..

Sepengalaman gue sih ya, perusahaan "bisa" berbuat seperti itu karena beberapa alasan:

1. Kantornya belum berpengalaman

Bisa jadi kantornya gak tahu-tahu banget soal jobdesc dari jabatan yang bersangkutan. Kemungkinan besar memang sebelumnya belum pernah ada jabatan khusus untuk bagian digitalnya, dan kamu adalah kandidat pertama mereka. Jadi, agak gagap tuh dia.

Yang mana nih?

Eit, tapi kamu jangan pesimis duluan.

Kamu bisa educate mereka dengan cara yang smooth biar sama-sama enak. Contoh, pro-aktif nyeritain "sejarah" dan udah seberapa pengalaman (semisal udah ada) kamu kerja, kalo interviewernya mentok, biasanya nanti nanya balik kok. Nah, itu bisa jadi kesempatan kamu biar gak keburu "nyemplung" serabutan kan'?

Lancar sampe tahap akhir tapi ternyata tetep harus serabutan dengan bayaran gak sesuai? Boleh (maju) mundur cantik aja, kak. Kecuali kalo emang suka banget sama kantor dan atmosfirnya, nothing will stop you. Jangan dipaksa daripada nelangsa :)

2. Untuk memenuhi persaingan


Hmmm sabar-sabar-sabar, jangan keburu panas dulu.

Mungkin maksudnya soal seleksi alam buat fresh-graduates yang notabene sekarang banyak banget kali ya. Di mata perusahaan, fresh graduates yang belum punya pengalaman sosmed apapun tapi punya skill lain mungkin akan lebih dipertimbangkan.

Anggaplah si kandidat berminat ngisi posisi Socmed Admin, tapi bisa desain juga. Hal ini pastinya mempengaruhi penilaian perusahaan untuk nyingkirin fresh-grads yang pengalamannya "kosongan" atau gak digital-related. Karena kamu belom pengalaman, ya biasanya emang disuruh serabutan dulu tuh sampe akhirnya skill kamu lebih mengerucut.

However, skill di luar jobdesc utama yang dimiliki kandidat itu sebenernya bonus ya, dan harusnya nggak disalahgunakan atas nama ketatnya persaingan dunia kerja.

Bonus skill itu awalnya didapat mostly karena rasa penasaran, bukan biar nantinya siap sikut-sikutan berebut pekerjaan. Semoga kedua belah pihak bisa makin saling ngerti ya.

3. Salah tipe agency

CMIIW, yang butuh "pekerja sosmed" hari ini kan gak cuma satu tipe perusahaan dong? Ada yang e-commerce, media publishing, advertising agency, digital agency, dan lain-lain. Masing-masing punya background yang beda-beda pastinya.

1. E-commerce biasanya menitik beratkan pada sales, SEO, dan demografi (eh kalo salah mohon koreksi ya). Selengkapnya kayak yang ada dalam artikel ini

2. Media publishing itu biasanya penerbitan atau permajalahan ((PERMAJALAHAN)) yang butuh orang sosmed untuk kebutuhan tertentu, tentu modusnya beragam. Bukan, ini bukan soal pedagang baso boraks yang suaranya disemutin itu.

3. Advertising dan Digital Agency sebenernya mirip-mirip, palingan cuma beda di start-backgroundnya aja, kayak yang lagi diomongin anak-anak kaskus di sini.

Masing-masing tipe tersebut (khususnya yang baru expand ke ranah digital) pastinya juga punya alokasi budget yang berbeda. Kalau yang dari awal emang dalam bentuk Digital Agency/Startup, biasanya jarang serabutan sih.

So, kalo persoalan background ini penting buatmu, yaaaa choose wisely ya :D

4. "Nilai Jual" kamu kurang

Udah jadi rahasia umum, kalau seharusnya kita sebagai kandidat dan interviewer harus saling riset terlebih dulu.

Nah yang missed, justru si kandidat ini justru seringnya lupa riset. Karena pihak kantor udah riset segala macemnya tentang kamu, mungkin mereka langsung punya hipotesa sementara tentang seberapa "precious"-nya kamu. Kasarnya, mereka belum sepenuhnya percaya kamu untuk satu jabatan yang spesifik.

Hope so...
Jangan langsung kecil hati, info-info riset mereka itu kan yang ketahuan (yang obvious via sosmed-share dan search-able), yang mereka gak tahu pastinya juga masih banyak kan. Itu bisa jadi kesempatan untuk lebih nonjolin diri (walaupun mungkin akan tetap berakhir ya....... serabutan) dan senjata andalan kamu untuk naikin nilai jual.

5. Emang lagi musimnya
  
Yailah duren kali pake musim-musiman.

Kali ini kita ngomongin corps yang udah berpengalaman ya. Alasannya bervariasi sih, tapi yang biasanya sering jadi hi-lite adalah:

[*] Menghemat budget. Gue gak bilang mereka akan bangkrut ya, tapi seringkali soal efisiensi. 

Yaaa mungkin sebelum kamu ngelamar, si perusahaan itu tiap ngasih gaji selau dibarengi dengan pesta. Nah, kamu apes aja dateng pas si roda perusahaan lagi di bawah :)

[*] Gak punya cukup tempat untuk nampung banyak pegawai. Jobdesc untuk dunia digital sekarang sebenernya lumayan banyak lho.

[*] Terlalu banyak orang malah bikin nggak fokus. Ada yang bilang "terlalu banyak kepala, terlalu banyak pendapat".  Terkadang beberapa pekerjaan emang akan lebih cepet selesai jika diurus oleh satu orang.

Oleh sebab itu, kandidat yang mereka haruslah "the great multi-tasker". Tiap perusahaan pasti punya referensi tersendiri kenapa merapatkan banyak kerjaan di satu orang. Alasannya beragam dan sampai hari ini masih jadi misteri.

[*] Sengaja mempersiapkan satu orang buat jadi all-rounder. Maksudnya adalah, ketika salah satu pos jabatan kosong, bisa di-takeover sementara dulu, sambil nyari ganti kandidat yang memang lebih ahli di bidangnya.

**

Gimana-gimana, udah sedikit tercerahkan?

Kalo (secara gak sengaja) ada kantor yang baca tulisan ini, mudah-mudahan nggak malah dijadiin pembenaran ya :( Karena yang namanya serabutan itu pasti gak enak. Mana ada sih orang kerja dalam kondisi heavy-loaded tapi enak? Demi kebaikan bersama, kalo bisa yaaaa dibikin sama-sama asik aja lah, ya nggak?

Hah, masih ada unek-unek? Share di comment box ya!