Hey, it's me again!

Sebelumnya mau tanya dulu nih, are you the big fans of Dumbledore?

Gue sendiri, bisa dibilang udah lama mencintai karakter-karakter penyihir. Abis gimana ya, gue ngerasa ada kemiripan antara karakter gue dan sosok penyihir (ciah gitu)

Mereka umumnya misterius, unpredictable, punya segudang rahasia yang sengaja disimpen untuk waktu yang tepat, dan yang paling keren mereka ini diberkahi keahlian spell-casting atau meramu mantra, sebuah shortcut to any weaponry. Tinggal ucap sana-sini, dan sedikit gesture nyentrik, bisa muncul aneka senjata dari level konyol hingga ke level bumi hangus, it's beyond your imagination.

Rasanya beda banget kan jika dibandingin dengan pengguna senjata berwujud fisik kayak pistol, senapan, pedang, dan panah? Sihir itu punya tantangannya sendiri. Malahan setiap kali main game RPG, biasanya pilihan karakter gue selalu jatuh pada Wizard. Enak aja gitu, maen belakang tapi bisa cepet bikin mati musuh :D

Kita semua, termasuk kamu, pastinya setuju dengan anggapan bahwa Dumbledore, adalah penyihir besar. Bahkan, yang terbesar serta terbaik di masanya. Keturunan Merlin gitu loh.

Dumbledore, seorang penyihir yang resourceful. Menguasai hampir seluruh mantra sihir tingkat advanced hingga yang terlarang sekali pun. Mungkin jika Dumbledore melanjutkan duel dengan Voldemort, bisa jelas dipastikan siapa yang berakhir menjadi pemenang.

Sesuai dengan apa yang terjadi di film, Voldemort terlebih dulu mengalahkan Dumbledore, yang harus rela berkorban demi skenario besar yang telah ia rangkai dengan Severus Snape.

Tapi sebenernya sih, apa yang mengalahkan Voldemort bukanlah Harry, melainkan kebodohannya sendiri. Voldemort cukup bodoh untuk bikin Horcrux. Terlalu senang sampe akhirnya gak sempet riset secara menyeluruh tentang resiko dan berbagai macam kemungkinan yang akan dihadapi. Saking bodohnya, gue sampe bikin tulisan lengkap tentang "Horcrux guide" yang bisa dibaca selengkapnya di: http://www.banbanpret.com/2016/11/the-horcrux-guide.html

Jelas, kebodohan adalah musuh segala umat. Seenggaknya itulah yang terjadi di Facebook feed gue dua bulan terakhir. Hingar-bingar argumen/opini politik yang intinya cuma adu statement tentang 'siapa yang terlihat paling bodoh' tanpa ada action serius yang lebih jelas. Oke mari kita berhenti bahas ini sebelum terjadi penistaan.


Udah pada nonton Fantastic Beast tempo hari lalu kan?

Munculnya Obscurial di film tersebut sebenernya membuka satu clue bahwa salah satu anggota keluarga Dumbledore, juga merupakan Obscurial.

Nah, kalo udah ngomongin Dumbledore, mau nggak mau juga harus ngomongin kerabatnya Aberforth dan seberapa besar kaitan sejarah Dumbledore dengan salah satu penyihir termasyur saat itu, Gellert Grindelwald. Waduh, kok Jack Sparrow yang keluar? oo woozi-woozi laka-leke (abaikan)

Keluarga Yang Ditutup-tutupi
"When my sister was six years old, she was attacked, by three Muggle boys. They'd seen her practising magic, spying through the back garden hedge: She was a kid, she couldn't control it, no witch or wizard can at that age. What they saw, scared them, I expect. They forced their way through the hedge, and when she couldn't show them the trick, they got a bit carried away trying to stop the little freak doing it." Aberforth Dumbledore on Ariana's attack

Keluarga Dumbledore tinggal di Mould-on-the-Wold (sebuah desa sihir di Inggris) yang terdiri atas Percival & Kendra Dumbledore, lalu mempunyai tiga anak secara berurutan yakni Albus Dumbledore, Aberforth Dumbledore, dan Ariana Dumbledore. Karena di film hanya Aberforth yang masih hidup, lalu ke manakah keluarga lainnya selama ini?


 (Percival & Kendra Dumbledore, gak jelas ya? Ngambil dari wiki inih)

Ariana adalah yang termuda di antara ketiga anak Percival & Kendra. Saat umurnya 6 tahun, Ariana sedang belajar mempraktekkan sihir lalu gak sengaja terlihat oleh anak-anak muggle. Anak-anak muggle tersebut lalu menyuruh Ariana untuk membuktikan sihir tersebut. Tapi Ariana gagal, lalu seketika diserang oleh para anak muggle tersebut.

Karena kaget dan trauma, Ariana gak sengaja mengeluarkan self-defense yakni sebuah sihir yang tanpa sadar gak bisa ia kendalikan (memperkuat asumsi yang beredar bahwa Ariana memang Obscurial), membuat anak-anak muggle tersebut lari terbirit-birit.

Gak terima atas apa yang terjadi pada anaknya, Percival Dumbledore akhirnya mendatangi anak-anak muggle tersebut untuk membalas dendam. Gara-gara kejadian ini, Percival Dumbledore akhirnya dipenjara seumur hidup di Azkaban.

Ibunya, memutuskan pindah ke Godric's Hollow untuk alasan keamanan Ariana, membuatnya terasing dari dunia luar. Saat Ariana berumur 14 tahun, ada satu kejadian di mana Ariana emosi dan membuatnya lepas kendali, lalu melepaskan sihir yang terjadi pada anak-anak muggle tadi.

Aberforth Dumbledore
Kakak tersayangnya, Aberforth, yang terbiasa menenangkannya saat emosi, sialnya sedang gak di rumah. Ledakan sihir yang dilepaskan Ariana akhirnya menewaskan ibunya.

Albus yang tadinya berencana untuk berpetualang bersama Elphias Doge, terpaksa batal untuk menghadiri pemakaman ibunya. Albus, yang tadinya memang gak dekat dengan keluarga harus bersedia mengambil tanggung jawab menjaga Ariana. Meski Aberforth dirasa yang paling layak untuk menjaga Ariana, tapi Dumbledore melarangnya dengan alasan bahwa Aberforth belum lulus dari Hogwarts.
Dumbledore adalah 'pembunuh' Ariana

At some point, setelah Albus memutuskan untuk menjaga Ariana, seorang penyihir bernama Gellert Grindelwald datang ke Godric's Hollow; setelah dikeluarkan dari Durmstrang Institute gara-gara percobaan ekstrimnya terhadap Dark Arts, untuk tinggal bersama bibinya, Bathilda Bagshot. Gellert juga mempunyai sejumlah track-record buruk yang mana Dumbledore, memutuskan untuk gak mempedulikannya.


Berbekal idealisme dan bakat dari lahir, Albus dan Gellert mereka pun akhirnya berteman dengan akrab (kurang lebih 2-3 bulan berteman menurut wiki-nya), pun karena keduanya juga sama-sama ambisius. Lalu, mereka membuat sebuah rencana untuk mengambil alih dunia persihiran, dan membuat para muggle bertekuk lutut serta patuh, menjadikan diri mereka lebih berguna di dunia ini.

"He didn't like that. Grindelwald didn't like that at all. He got angry. He told me what a stupid little boy I was, trying to stand in the way of him and my brilliant brother... Didn't I understand, my poor sister wouldn't have to be hidden once they'd changed the world, and led the wizards out of hiding, and taught the Muggles their place? And there was an argument... and I pulled my wand, and he pulled out his...." - Aberforth

Mendengar rencana tersebut, Aberforth jelas-jelas menentang hal ini, dengan alasan bahwa Ariana gak ada hubungannya untuk diseret-seret ke rencana gila ini. Gellert marah lalu beralasan, dengan menguasai para muggle, Ariana gak perlu hidup secara sembunyi-sembunyi lagi.

Duel di antara mereka bertiga pun terjadi, sebuah duel legendaris di Godric's Hollow yang terkenal pada jamannya. Ariana, yang belum bisa mengontrol kekuatan sihirnya berusaha menghentikan pertengkaran mereka. Lalu secara gak sengaja, Ariana pun terbunuh di tempat. Belum jelas sihir milik siapa dari mereka bertiga yang membuat Ariana terbunuh.

Gellert pun kabur, meninggalkan rasa sakit yang mendalam terhadap keluarga Dumbledore yang tersisa, sekaligus mengakhiri pertemanannya dengan Albus.
Di pemakaman, Aberforth menyalahkan Albus atas kematian Ariana lalu mematahkan hidungnya. Ariana dikuburkan di tempat yang sama dengan ibunya, dengan batu nisan bertuliskan "Where your treasure is, there will your heart be also" yang dipilih oleh Albus. Dengan rasa marah dan geram, Albus akhirnya harus menerima dan mengubur pahit selama hidupnya.
Dumbledore adalah 'pemburu' Deathly Hallows
Above all else, yang masih bikin penasaran sekaligus memunculkan pertanyaan besar adalah: Gimana caranya seluruh relic the Deathly Hallows ada di tangan Dumbledore? Misteri tersebut pastinya nanggung kalau gak dirunut dari sebagian sejarah awalnya.


Setelah insiden di Godric's Hollow, rumor dari eksisnya relik penakluk kematian akhirnya sampai ke telinga seorang Gellert Grindelwald. Satu yang paling menarik minat Gellert adalah Elder Wand, tongkat sihir terkuat di jagat persihiran. Tapi sebelum tongkat tersebut berhasil dicuri oleh Gellert, Elder Wand pernah dimiliki oleh beberapa orang, lho. Penasaran?

Cerita tersebut berawal dari buku The Tales of Beedle the Bard; Deathly Hallows adalah tiga objek sihir yang dibuat oleh 'Death' atau malaikat kematian yang diberikan pada tiga bersaudara di Keluarga Peverell. Siapapun yang memiliki ketiga relik tersebut, dipercaya bisa menaklukkan/menipu kematian.

Tapi apa yang diyakini Dumbledore terhadap cerita tersebut, justru sebaliknya. Tiga bersaudara tersebut sebenarnya eksis dan merupakan penyihir berbakat, yang telah berhasil membuat tiga objek sihir super kuat nan legendaris pada masanya. Tiga objek tersebut adalah Elder Wand, Resurrection Stone, dan Cloak of Invisibility.

I think it more likely that the Peverell brothers were simply gifted, dangerous wizards who succeeded in creating those powerful objects - Dumbledore

1. Elder Wand
Pemilik: Antioch Peverell
Penerus: Mykew Gregorovitch, Gellert Grindelwald, Albus Dumbledore, Draco Malfoy, Harry Potter. (wiki)

Story: Elder Wand, diklaim sebagai tongkat sihir terkuat yang pernah dibuat di dunia persihiran. Memiliki julukan the Deathstick/Wand of Destiny, tongkat ini memiliki ciri khas unik (buat kamu yang seneng sama pertongkat-sihiran ala-ala Ollivander nih) yakni memiliki panjang 15 inch, terbuat dari kayu elder, dan memiliki inti dari rambut Thesthral; makhluk yang hanya bisa ditemui jika seseorang pernah mengalami/melihat kematian.

Rumornya, Elder Wand hanya bisa didapat dengan cara membunuh pemilik sebelumnya.

Dumbledore Posession:

Setelah mengetahui bahwa tongkat ini dimiliki oleh seorang wand-maker bernama Gregorovitch (saingannya Ollivander, muncul di Deathly Hallows part 1) yang tadinya berniat untuk menduplikat Elder Wand asli, Gellert langsung mendatangi tempat tersebut, menunggu Gregorovitch muncul dan melepaskan stupefy lalu mencurinya.

Selama bertahun-tahun, dengan tongkat barunya Gellert melepaskan teror ke seluruh penjuru Eropa. Gellert lalu membuat sebuah penjara bernama Nurmengard yang berisi para tawanannya, muggles, dan siapapun yang menghalangi jalannya. Setelah banyak diberitakan oleh media, ulah dari teman lamanya ini akhirnya sampai ke telinga Dumbledore, lalu segera berniat memburunya.

Karena Dumbledore emang lagi jaya-jayanya saat itu, Dumbledore berhasil mengalahkan Gellert melalui duel legendaris yang terkenal di dunia sihir, lalu memasukkannya ke penjara yang telah ia buat sendiri, Nurmengard. Dengan ini, Dumbledore resmi menjadi pemilik Elder Wand.

Later on di jaman Harry, Voldemort yang tengah memburu tongkat tersebut pun membunuh Gellert dalam penjaranya sendiri.
2. Resurrection Stone
Pemilik: Cadmus Peverell
Penerus: Albus Dumbledore, Harry Potter

Banyak yang salah tangkep, bahwa Resurrection Stone adalah batu untuk membangkitkan kembali yang udah mati, seperti yang diperdebatkan pada insiden pembunuhan Harry Potter oleh Voldemort di Forbidden Forest.

Resurrection Stone adalah batu untuk memanggil jiwa yang udah mati. Scene tersebut ada di seri Deathly Hallows part 2, di mana Harry bertemu kembali dengan kerabatnya sesaat sebelum menemui Voldemort di Forbidden Forest.

Dumbledore Possesion: 

Dumbledore mendapatkan relik ini di dalam cincin Marvolo Gaunt yang nantinya merupakan sebuah Horcrux yang dibuat Voldemort. Setelah menghancurkan Horcrux tersebut, batu ini diwariskan kepada Harry Potter yang disembunyikan di dalam Golden Snitch.

3. Cloak of Invisibility
Pemilik: Ignotus Peverell
Penerus: Lolanthe Peverell, Potters Family.

Relik yang diwariskan secara turun temurun semenjak jaman keluarga Peverell, lalu diwariskan oleh James Potter untuk Harry melalui brangkasnya di Gringgots Wizarding Bank.

Dumbledore's possesion:

James Potter, ayah dari Harry emang terkenal sebagai pembuat onar di Hogwarts, sekaligus murid kesayangan Dumbledore. At that time, saat Dumbledore mengetahui bahwa Voldemort sedang memburu keluarga Potter, James menunjukkan Cloak tersebut. Dumbledore pun meminta izin untuk meminjamnya dengan alasan untuk dipelajari. Setelah James Potter terbunuh, kepemilikan relik ini tetap ada pada Dumbledore, lalu memutuskan untuk memberikannya kepada Harry sebagai hadiah natal di tahun pertamanya di Hogwarts.

**

Meski gak bisa dibilang bohong juga sih, tapi apa seluruh bahasan ini termasuk plot-holes, berhubung gak diceritakan secara eksplisit di filmnya? Well, who knows. Penyihir sekelas Dumbledore pasti punya segudang alasan, kenapa harus hidup sembunyi-sembunyi dan hobi menyelesaikan masalah secara misterius.
Because secrets, has a price.
Well, that's pretty much of it! Kalo suka tulisan gue soal Harry Potter, klik SUBSCRIBE di bagian bawah blog ini ya, biar gue juga makin semangat & produktif nulis topik ini lagi :D