Setalah rilisnya serial Tokusatsu terbaru milik Indonesia "Bima Satria Garuda" di RCTI, mungkin yah, kita bisa sedikit berlega hati. Karena akhirnya ada tontonan yang lebih layak buat anak-anak ketimbang sinetron dengan tema-tema percintaan yang terlalu dini.

Tapi kaks, coba pikir deh. 

Kenapa Indonesia selalu "maksa" buat mengadaptasi sesuatu dari luar? Bukannya lebih baik ya kalo manfaatin kelumrahan dari apa adanya Indonesia? 

Maksudnya, gue pengen kita-kita dan mereka-mereka itu berkomentar "Ah, dasar Indonesia" dengan tanpa mencemooh dan meledek, tapi karena emang nrimo sambil tersenyum dan ketawa.

Perlu contoh?

Sebagai pemerhati dunia Ultraman sejak tahun 90'an dahulu kala, Ultraman emang mengalami perubahan yang signifikan sih.

Gak seperti Ultraman periode awal yang pakaiannya Indonesia banget karena cuma ada merah-putih/merah abu-abu doang, atau ketika monsternya sekarat, mereka ngeluarin jurus andalan mereka yakni nyilangin siku lalu film bubar. 


Sekilas band ini memang kayak jebolan audisi brand shampo dengan kualitas rambut lurus tercantik sejagat raya. Tapi FYI aja, kibasan rambut mereka belum ada apa-apanya jika dibandingin konsep dan musik yang mereka bawain. Dan lagi, yang perempuan di gambar atas itu cuma SATU loh!

Gak pake lama-lama lagi kaks, yuk kenalan sama mereka, the Onmyouza.

Apa kalian termasuk para Kecoa-Hunter dan Katsaridaphobia (phobia kecoa)? You've come to the right place.

Hari gini, siapa sih yang nggak kenal kecoa? 

Bahkan, kecoa kalo dibandingin sama toserba "alfaomega" dan "indojuni" itu hampir gak ada bedanya, alias ada dimana-mana! :p

Gue sendiri bukan pemuja kecoa atau Official Grand Ambasador kecoa gitu kok, melainkan hanya berlandas dari sebuah keprihatinan. Di mana seekor kecoa, yang bahkan sebenernya doi nggak tahu jalan hidup mereka di masa depannya kayak apa, banyak yang harus mati dengan cara yang mengenaskan.

Betul, mengenaskan.

Nah, berikut ini bakalan gue jelasin sekaligus menguak sisi positif dari kehidupan kecoa, dan kenapa kalian sebetulnya SAMA SEKALI GAK BOLEH bunuh kecoa:


Pernah nggak sih penasaran sama yang namanya seluk-beluk perangkotan di Jakarta? Atau mungkin pengen tahu gimana mekanisme pekerjaan serta interaksinya sesama Angkot-driver lainnya?

Sumber tulisan berikut ini gue ambil dari wawancara langsung salah satu supir angkot di Jakarta. Biar gak makin penasaran, scroll kebawah terus yah!


Duh lama banget gak posting, nongol-nongol langsung bawa topik basi. Ih biarin. Meski basi, nyatanya masih banyak yang belum tau kayak gimana sih episode Red Mist ini.

Awal dari Isu Yang Beredar

Episode "Red Mist" ini keluar sekitar pertengahan tahun 2005 silam. Diyakini sebagai satu-satunya episode yang hilang dan gak pernah ditayangkan dari beberapa episode Spongebob Squarepants yang sering kita lihat selama ini. 

Kok bisa ilang? Iya, karena episode ini mengandung banyak unsur kekerasan dan psycological violences. Dan gara-gara episode ini, beberapa animatornya masuk rumah sakit, polisi yang menangani kasus ini langsung pensiun, dan satu editor magang meninggal bunuh diri.