Showing posts with label Social Media. Show all posts
Showing posts with label Social Media. Show all posts

Tahu gak sih, kalo Snapchat ini dibangun di atas filosofi "Nothing can last forever"? Meski umurnya baru 4 tahun semenjak rilisnya, Snapchat laris manis lho khususnya di kalangan millenials.

"Snapchat's rocks!", they said.

But honestly, gue masih gak paham tentang apa yang mereka maksud. Gue beneran gak bisa menemukan di mana asiknya Snapchat sampe mereka bisa submit at least 100 snaps setiap hari.

100 snaps per hari?! Wtf. Gue posting 5 biji per hari aja udah sukur. Itu juga cuma soal jalan ke Indomaret dan ngaduk kopi.

How often you snap everyday? "Always"
Di U.S, ternyata yang paling aktif di Snapchat setiap bulannya itu justru umur 18-24 tahunan lho. Walah berarti yang abege-abege ini jangan-jangan cuma di Indonesia aja?

https://www.snapchat.com/ads
Well, sampe akhirnya gue pake Snapchat sekitar sebulanan, pelan-pelan gue baru ngerti di mana asiknya Snapchat ini. Kalo sebelumnya kita disuguhin Social Media yang serius-serius, kalo Snapchat ini lebih ke "Fun Channel" gitu. It's quite cool actually.

So, what is Snapchat?

"Snapchat is about communicating with the full range of human emotion—not just what appears to be pretty or perfect. Snapchat is the solution to stresses caused by the longevity of personal information on evidenced by emergency detagging of Facebook photos before job interviews and photoshopping blemishes out of candid shots before they hit the internet."

Itu deskripsi dari Snapchatnya. Hmmmm, kalo summary gue mungkin begini:

Snap, snap, and snap!

It's clear enough, bahwa Snapchat adalah social media berbasis "User Attention".

Tempat di mana kamu bisa kirim-kirim foto dan videos dengan istilah "Snaps". Bedanya, semua foto dan video hanya long-last selama 24 jam. Tenang, kamu bisa nge-save semua snap kamu tepat setelah snap dipost. Tapi setelah itu semua data akan terhapus. Bye bye anxiety!

Dan ngomongin berkirim snaps, kamu punya beberapa opsi nih

1. My Story, semua snaps kamu akan bisa diliat oleh semua temen yang nge-add kamu. Yes, spotlight effect, everyone will see you!

Cool thing about this: Agak beda dengan Facebook dan Twitter, di mana timeline jalan terus secara feed dan real time, bikin post-post lama kamu jadi kelelep khan.

Tapi di Snapchat, sistem timeline ini lebih spesifik. Karena setiap orang yang nge-add kamu, snap kamu akan terus berada di sana seharian. No matter what you post.

Which means, you can do a lot of thing with it! Whatever your shit, they will see it. Just try to give your best, fun, sexy, and cool shits for 'em :)

2. Direct Snaps

Hanya "The chosen one" aja yang bisa lihat snap kamu. Kamu bisa manfaatin buat berkirim snap penting, addresses, resep-resep, atau bahkan live report tanpa harus takut bocor. Snapchat will teach us about trust.

Snap-Chat room

Di sini kamu bisa chattingan sekaligus berkirim snaps. Note aja nih, setelah kamu keluar chat room, semua history chat akan langsung terhapus. Jadi, kalo ada message penting, di-save dulu ya. Tinggal tap-and-save aja kok di message-nya :)

Snap-Chat Video 

Snapchat juga punya live video chat gratis lho. Kalo kamu dan temen lagi online barengan, si icon kuning akan berubah jadi biru. Terus, kalo mau live-video call, tinggal klik/tahan icon video deh.

LDR jadi makin bermakna

Snap-filters

Lewat Snapchat filter ini, kamu diberi kemudahan buat meng-edit, drawing, atau nambah filter sebelum snap kamu siap di-submit. Snapchat ini lumayan sering update sih, jadi filternya tambah banyak dan seru-seru gitu.

Lenses: Filter ini diciptakan untuk kamu yang kecanduan selfie. Tinggal tahan di area wajah kamu,  nnanti keluar kan tuh varian lensenya, trus ikutin deh panduan yang diminta kayak "Raise your eyebrows". Apa artinya? Alis kamu miring kali.

Setelah selesai dipost, kamu bisa save snapnya buat dipake di avatar social media kamu yang lain. 

Mirip sama Jim Root Slipknot
Me tukeran muka sama pacar
Btw, filter "Face-Swap" lagi happening lho sekarang. Itu lho, yang bisa tukeran muka sama temen. Jangan lupa cari yang cakepan yah.

Geo-filter: Caranya tinggal aktifin/allow GPS kamu, bikin snap kamu, lalu swipe ke kanan sampe nemu geo-filternya.


Free Drawing and doodle: Kamu yang hobi gambar dan photoshop, ngegambar di snapchat bisa jadi tantangan tersendiri nih. Banyak juga lho yang sebegini kurang kerjaannya, tapi kreatif :))

Snow White mogok kerja
Yes please, die instead.
Itu baru sebagian kecil sih, buat kamu yang cari trik-trik Snapchat filter, di Youtube sekarang buanyaaaak banget. Jadi tinggal cobain deh satu-satu.

Trophies!

Kalo ada satu hal yang paling menarik buat gue, pasti bagian trophy-nya sih :)

Ya secara demen nge-game, challenge sebusuk apa juga diladenin yekan. Dan luckily, si Snapchat ini punya sistem achievement sendiri, jadi gak usah takut boring karena terlalu sering nge-snap.

Trophy Case!
Yang ngeselin adalah, gak ada penjelasan gimana caranya unlock trophy-trophy ini. Penjelasannya baru keluar pas trophy-nya udah kebuka. Ancat beut.

Seketika jiwa gamer gue langsung bangkit dong, and I keep telling to myself: Yes, we need a cheat, and finally got it from huffingtonpost.

Hahahahaha *evil laugh*

New Trophies:

📧   Email: Verify your email address in Settings.
Apple's Black Telephone  Telephone: Verify your phone number in Settings.
😈    Happy devil: Screenshot one snap.
👿    Sad devil: Screenshot 10 snaps.
👺    Red mask/Japanese goblin: Screenshot 50 snaps.
📻    Radio: Submit a snap to your Live/Local Story.
🎬    Clapper board: Submit 10 snaps to your Live/Local story.
📠    Fax machine: Scan 5 snapcodes. 

Snapchat Score Trophies:

👶    Baby: Your Snapchat score hit 100.
🌟    Glowing star: Your score hit 500.
✨    Sparkles: Your score hit 1,000.
💫    Shooting star: Your score hit 10,000.
💥    Collision symbol: Your score hit 50,000.
🚀    Rocket ship: Your score hit 100,000.
👻    Ghost: Your score hit 500,000. 

Filter Trophies: 
 
👆    Finger pointing up: Send a snap with a filter applied.
Apple's Victory Hand   Peace sign: Send a snap with two filters applied.
🐼    Panda: Send 50 snaps using the black and white filter.
Apple's Snowflake   Snowflake: Send a snap with the temperature filter showing it’s below freezing.
🌞    Sun with face: Send a snap with the filter showing it’s above 100° F.

‘Draw On Your Snaps’ Trophies:

🍭    Lollipop: Send a snap using five or more pen colors.
🌈    Rainbow: Send 10 snaps using five or more pen colors.
🎨    Palette: Send 50 snaps using five or more pen colors.

Video Trophies:

📼    Videocassette tape: Send a video snap.
🎥    Old-school movie camera: Send 50 video snaps.
📹    Digital video camera: Send 500 video snaps.
🙉    Monkey holding ears: Send a video snap without sound.
🔂    Loop once: Flip the camera once in a video snap.
🔁    Loop: Flip the camera five times in a video snap.
🔄    Refresh icon: Flip the camera ten times in a video snap.

Other Trophies:

🔦    Flashlight: Send 10 snaps with your front-facing flash on.
🌜    Half-moon face: Send 50 snaps in night mode.
👹    Japanese ogre: Send 1,000 selfies.
🔍    Magnifying glass: Send 10 photo snaps entirely zoomed in.
🔬    Microscope: Send 10 video snaps using zoom.
🔠    ABCD: Send 100 snaps with enlarged text font.
🍳    Egg in a frying pan: Send a snap between 4 and 5 a.m.

[Pret's-pektif]

So, why people like Snapchat?  Well, gue bisa describe Snapchat dengan tiga alasan berikut ini:

1. Feels authentic

Dengan Snapchat, kita semacam diajarin untuk menghargai informasi, ya lewat kumpulan snap-snap tadi. Rasanya akan lebih meaningful mengingat snaps ini cuma bisa bertahan sehari, jika dibandingin sama Facebook dan Twitter yang notabene will stay there forever.

2. Snapchat is simple to use

Unargueably, Snapchat is simple dan mudah digunakan. Interface yang gak bertele-tele lengkap dengan segudang fitur dan filternya. It's really fun to communicate in Snapchat.

3. Snapchat is about being "naked"

Di Snapchat itu rasanya kayak ditelanjangi. Kayak kamu lagi telanjang di tengah jalan, walapun cuma diem aja, orang pasti bakal liat. Apapun yang kamu snap, semua orang akan liat, feels like personal spotlight gitu. So, use it wisely.

4. Reduces Anxiety

Menurut Snapchat, Snapchat diklaim sebagai Social Media yang mengurangi kecemasan dan less-stressing. 

Pernah dong di satu waktu harus ngapusin status-status Facebook karena besok interview? Pernah dong ngapusin tweet-tweet bekas nyinyir karena takut branding rusak? Pernah dong hape dipinjem-pinjem sembarangan lalu lupa ngapus file-file private?

Nah, Snapchat membuat para abege-abege gak kuatir lagi harus nge-hide data-data secara berkala dan dikepo-kepoin oleh...  emmmm their parents, maybe?

Yea, kamu gak akan ngerasain semua itu di Snapchat, more or less. Since mereka akan menghilang dalam 24 jam.

Eh, kok jadi mellow sih? :))

Mendingan add Snapchat gue di "Masbans" yayaya.

Isinya tentang daily-life gue ke Indomaret, rutinitas ngaduk kopi, sneak-peak blogpost yang akan tayang, and a couple movie-meme.

Sementara masih itu sih, mungkin next time bisa ngaduk-ngaduk yang lain.

See ya!


Bentar-bentar. Yang bener itu nulisnya "Jobdesk" atau "Jobdesc" sih? #dibahas

Ternyata lagi marak banget ya jobdesc tumpang tindih dalam satu jabatan di dunia persosmedan.

Ada yang keburu nyadar duluan lalu menganggap hal tersebut gak adil, ada juga yang pasrah kerja rodi (atas nama) demi pengalaman baru.

So, we're talking about personal standard, right?

Yaaaa kalo ngomongin standard yang bersifat prinsipil kayaknya agak sulit ya. Gue sendiri kerja di sosmed kurang lebih baru 2-3 tahunan. Udah kirim CV ratusan kali ke sana ke mari pun tetep ada tuh yang "dia pikir gue nggak tahu kerjaan gue lalu" nyuruh serabutan.

Kalo take home pay-nya sepadan, ya oke lah. Kalo ternyata gak? Waduh, bisa nombok umur alias tua di kantor tuh'.

Tapi sebenernya kenapa sih mereka begitu? Apa kita yang kurang jodoh sama kantornya? Atau jangan-jangan kita yang kurang riset? Hmmmmm..

Sepengalaman gue sih ya, perusahaan "bisa" berbuat seperti itu karena beberapa alasan:

1. Kantornya belum berpengalaman

Bisa jadi kantornya gak tahu-tahu banget soal jobdesc dari jabatan yang bersangkutan. Kemungkinan besar memang sebelumnya belum pernah ada jabatan khusus untuk bagian digitalnya, dan kamu adalah kandidat pertama mereka. Jadi, agak gagap tuh dia.

Yang mana nih?

Eit, tapi kamu jangan pesimis duluan.

Kamu bisa educate mereka dengan cara yang smooth biar sama-sama enak. Contoh, pro-aktif nyeritain "sejarah" dan udah seberapa pengalaman (semisal udah ada) kamu kerja, kalo interviewernya mentok, biasanya nanti nanya balik kok. Nah, itu bisa jadi kesempatan kamu biar gak keburu "nyemplung" serabutan kan'?

Lancar sampe tahap akhir tapi ternyata tetep harus serabutan dengan bayaran gak sesuai? Boleh (maju) mundur cantik aja, kak. Kecuali kalo emang suka banget sama kantor dan atmosfirnya, nothing will stop you. Jangan dipaksa daripada nelangsa :)

2. Untuk memenuhi persaingan


Hmmm sabar-sabar-sabar, jangan keburu panas dulu.

Mungkin maksudnya soal seleksi alam buat fresh-graduates yang notabene sekarang banyak banget kali ya. Di mata perusahaan, fresh graduates yang belum punya pengalaman sosmed apapun tapi punya skill lain mungkin akan lebih dipertimbangkan.

Anggaplah si kandidat berminat ngisi posisi Socmed Admin, tapi bisa desain juga. Hal ini pastinya mempengaruhi penilaian perusahaan untuk nyingkirin fresh-grads yang pengalamannya "kosongan" atau gak digital-related. Karena kamu belom pengalaman, ya biasanya emang disuruh serabutan dulu tuh sampe akhirnya skill kamu lebih mengerucut.

However, skill di luar jobdesc utama yang dimiliki kandidat itu sebenernya bonus ya, dan harusnya nggak disalahgunakan atas nama ketatnya persaingan dunia kerja.

Bonus skill itu awalnya didapat mostly karena rasa penasaran, bukan biar nantinya siap sikut-sikutan berebut pekerjaan. Semoga kedua belah pihak bisa makin saling ngerti ya.

3. Salah tipe agency

CMIIW, yang butuh "pekerja sosmed" hari ini kan gak cuma satu tipe perusahaan dong? Ada yang e-commerce, media publishing, advertising agency, digital agency, dan lain-lain. Masing-masing punya background yang beda-beda pastinya.

1. E-commerce biasanya menitik beratkan pada sales, SEO, dan demografi (eh kalo salah mohon koreksi ya). Selengkapnya kayak yang ada dalam artikel ini

2. Media publishing itu biasanya penerbitan atau permajalahan ((PERMAJALAHAN)) yang butuh orang sosmed untuk kebutuhan tertentu, tentu modusnya beragam. Bukan, ini bukan soal pedagang baso boraks yang suaranya disemutin itu.

3. Advertising dan Digital Agency sebenernya mirip-mirip, palingan cuma beda di start-backgroundnya aja, kayak yang lagi diomongin anak-anak kaskus di sini.

Masing-masing tipe tersebut (khususnya yang baru expand ke ranah digital) pastinya juga punya alokasi budget yang berbeda. Kalau yang dari awal emang dalam bentuk Digital Agency/Startup, biasanya jarang serabutan sih.

So, kalo persoalan background ini penting buatmu, yaaaa choose wisely ya :D

4. "Nilai Jual" kamu kurang

Udah jadi rahasia umum, kalau seharusnya kita sebagai kandidat dan interviewer harus saling riset terlebih dulu.

Nah yang missed, justru si kandidat ini justru seringnya lupa riset. Karena pihak kantor udah riset segala macemnya tentang kamu, mungkin mereka langsung punya hipotesa sementara tentang seberapa "precious"-nya kamu. Kasarnya, mereka belum sepenuhnya percaya kamu untuk satu jabatan yang spesifik.

Hope so...
Jangan langsung kecil hati, info-info riset mereka itu kan yang ketahuan (yang obvious via sosmed-share dan search-able), yang mereka gak tahu pastinya juga masih banyak kan. Itu bisa jadi kesempatan untuk lebih nonjolin diri (walaupun mungkin akan tetap berakhir ya....... serabutan) dan senjata andalan kamu untuk naikin nilai jual.

5. Emang lagi musimnya
  
Yailah duren kali pake musim-musiman.

Kali ini kita ngomongin corps yang udah berpengalaman ya. Alasannya bervariasi sih, tapi yang biasanya sering jadi hi-lite adalah:

[*] Menghemat budget. Gue gak bilang mereka akan bangkrut ya, tapi seringkali soal efisiensi. 

Yaaa mungkin sebelum kamu ngelamar, si perusahaan itu tiap ngasih gaji selau dibarengi dengan pesta. Nah, kamu apes aja dateng pas si roda perusahaan lagi di bawah :)

[*] Gak punya cukup tempat untuk nampung banyak pegawai. Jobdesc untuk dunia digital sekarang sebenernya lumayan banyak lho.

[*] Terlalu banyak orang malah bikin nggak fokus. Ada yang bilang "terlalu banyak kepala, terlalu banyak pendapat".  Terkadang beberapa pekerjaan emang akan lebih cepet selesai jika diurus oleh satu orang.

Oleh sebab itu, kandidat yang mereka haruslah "the great multi-tasker". Tiap perusahaan pasti punya referensi tersendiri kenapa merapatkan banyak kerjaan di satu orang. Alasannya beragam dan sampai hari ini masih jadi misteri.

[*] Sengaja mempersiapkan satu orang buat jadi all-rounder. Maksudnya adalah, ketika salah satu pos jabatan kosong, bisa di-takeover sementara dulu, sambil nyari ganti kandidat yang memang lebih ahli di bidangnya.

**

Gimana-gimana, udah sedikit tercerahkan?

Kalo (secara gak sengaja) ada kantor yang baca tulisan ini, mudah-mudahan nggak malah dijadiin pembenaran ya :( Karena yang namanya serabutan itu pasti gak enak. Mana ada sih orang kerja dalam kondisi heavy-loaded tapi enak? Demi kebaikan bersama, kalo bisa yaaaa dibikin sama-sama asik aja lah, ya nggak?

Hah, masih ada unek-unek? Share di comment box ya!

Source

Gue mulai aware tentang keberadaan Twitter hashtag (#) itu justru setelah setahun pake Twitter, sekitar tahun 2010. Padahal, hashtag ini udah populer di era awal kemunculan Twitter tahun 2007. Eh, ternyata tambah booming lagi semenjak Trending Topic mulai jadi ukuran kesuksesan influence/campaign sebuah topik.

Tetapi, icon tanda pagar ini kayaknya bukan pertama kali ada di Twitter, seinget gue di MIRC juga ada. Fungsinya pun sama kayak Twitter, untuk ngelompokkin sebuah topik. 


Sebelum meluncur ke bawah, udah pada baca postingan pendahulunya belum?
Di situ dibahas gimana caranya memahami interaksi Twitter terhadap akun kamu. Itu penting, karena jika interaksi kamu dan Twitter udah sejalan, apapun yang kamu lakukan di platformnya akan berjalan mulus. Kayak kamu sama pacar aja. Eh, ada nggak pacarnya?

Ngomongin bikin tweet yang tepat, itu relatif. Tapi ujungnya selalu sama, yakni nyari engagement/interaksi. Jadi, satu benang merah yang gue bahas di sini, tweet yang tepat adalah tweet yang bisa memancing interaksi.

Nggak pernah ada pakem yang saklek soal gimana bikin tweet yang tepat. Tapi kalo soal penyebab kenapa tweet kamu nggak tepat dan berakhir jarang diretweet, naini.

1. Tweet kamu nggak tepat keyword


Kalo kamu baca postingan sebelumnya, komunikasi dasar yang dilakukan Twitter terhadap kita adalah dengan clicks (retweet/fav, etc) dan keyword.

Gimana caranya menghasilkan clicks? Tentu keywordnya harus tepat.

Triknya, kamu bisa selipkan beberapa keyword yang search-able atau bahkan google-able dalam setiap tweet kamu. Contoh:
Tweet 1 : "Hiburan begini ini harusnya dilarang (link video youtube goyang dumang)" 
Mistakes: Nggak berkolerasi dengan isi linknya, karena tweetnya berbentuk opini. Sementara topik pokok dari apa yang dibahas, harusnya bisa lebih diperjelas lagi.
Tweet 2 (keyword): "Anak metal harus suka goyang dumang (link video youtube goyang dumang)"
Benefit: Ada beberapa keyword yang berpotensi (interaksi di tweet tersebut juga tetap diperlukan) menaikkan engagement, "Anak", "Metal","Anak Metal", "Goyang", dan "Goyang Dumang". Coba kamu search di twitter, pasti hasil search buat masing-masing keyword banyak.

Kita nggak akan tahu kapan orang iseng ngutak-ngutik search-box. Dan tweet yang isi kalimatnya gampang di search biasanya punya engagement lebih tinggi dari yang sebaliknya, karena bisa nge-reach twitter user yang bahkan nggak follow kamu sekalipun.

2. Ngetweet di jam-jam sepi

Engagement selalu erat kaitannya dengan pasar/market dan tipe followers. Kalo kamu di Indonesia, pasti nyari crowd Indonesia dong. Nah, tinggal diliat follower kamu tuh pada melek dan molor jam berapa aja. Catat dan rekam, hari-hari dan waktu kapan aja yang bikin interaksi akun kamu tinggi.

Akan ada satu momen, saat kamu ngetweet di hari yang sama, tapi hasilnya beda. Misal, ngetweet hari Jum'at sekarang, tapi Jum'at minggu depan hasilnya beda, padahal jamnya sama.

Untuk itu, analisa segala elemen yang ada di satu tweet yang udah kamu buat. Mulai dari susunan kalimatnya dan topik apa yang lagi dibahas. Ngetweet di jam sepi pastinya ngurangin engagement, dan boros ide. Itulah gunanya fitur Schedule tweet :)

3. Tweet kamu kepanjangan

Kita mesti bersyukur sekarang udah ada dua fitur retweet; RT quotes dan RT general. Dulu waktu belum ada RT general, orang ribet banget mau retweet, karena harus nyisain tiga karakter huruf biar cukup (kata "RT" dan satu spasi)

Kalo dibandingin, hasil engagement jaman dulu dimana cuma ada RT quotes pasti lebih kecil dari yang RT general kayak sekarang. Karena orang Indonesia 90% males kalo suruh edit-edit. Ini baru soal minusnya.

Plusnya, ternyata ada perbedaan masukan data diantara kedua tipe RT tersebut. Semua tweet yang kamu RT quote, statsnya (Engagement/impression,dll) akan masuk ke kamu. Sementara RT general (buat si pemalas), statsnya akan masuk ke pembuat tweet yang kamu retweet. Rugi banget kan?

Ngomongin tweet kepanjangan, hal tersebut seringkali menandakan kalimat yang kamu pakai kurang efektif. Thanks to guru SD Bahasa Indonesia kita

Tweet yang bertele-tele bikin orang kurang berminat buat baca. Apalagi notabene pemakai Twitter adalah orang yang "nggak punya banyak waktu", scroll-scroll timeline dikit terus liat tweet panjang pasti langsung dilewatin. Berkuranglah satu paket engagement kamu.

Kalo kamu mau concern terhadap tipe followers yang satu ini, ya berlatihlah bikin kalimat efektif yang lebih baik :)

4. Tweet kamu nggak tepat pasar

Maksudnya pasar di sini adalah konsumen/followers kamu. Gue aja pas liat analytic kemarin, lebih banyak ngernyit dahinya daripada percayanya. Emang sih, di analytic tersebut ada disclaimer yang menunjukkan bahwa data-data analytic followers ini nggak bisa dijadikan pedoman valid, karena cuma estimasi.

Inti masalah dari poin ini adalah "Apa yang kamu tweet nggak sama dengan ketertarikan followers kamu". Gue kasih beberapa contoh kasus:

Kasus 1:
Akun A (personal/brand), dibikin untuk mencurahkan hobi si pembuat, anggaplah soal musik. Dari awal sampai sekarang, dia pun tetep ngetweet musik, followersnya nambah dan tetep ada, retensi-nya pun bagus. Semua bahagia.
Judgement: Mau ini akun personal atau brand, akun ini konsisten, tarik ulur engagementnya nggak akan terlalu fluktuatif. Karena ketertarikan dan motivasi followersnya jelas; mau tahu info musik.
Kasus 2:

Akun A (personal), tadinya dibikin untuk ngeshare pengalaman-pengalaman si pembuat soal musik. Followersnya pun nambah karena info dari akun ini menarik.

Tapi kemudian tweets dari pembuat mulai bergeser ke topik lain, tapi ini pun juga disukai. Lantas, jenis followernya pun jadi beragam; followers musik dan followers topik lain.

Yang followers musik jadi nggak suka, akhirnya unfollow, atau bisa juga sebaliknya. Tinggal ngeliat lebih banyak mana, jumlah yang unfollow atau yang tetap follow.

Yang jadi masalah, si pembuat jadi galau karena engagementnya pecah. Dia harus mutusin apakah dia tetap jadi diri sendiri, atau ngikutin interest follower, atau balikan sama mantannya aja.
Judgement: Ada faktor krusial yang perlu diperhatiin, yakni Mood. Mood akan sangat berpengaruh sama akun yang lagi kamu pegang, apalagi kalo akunnya seserius akun brand. Konten yang kamu buat biasanya sering hilang arah. Kesimpulannya, akun ini nggak konsisten.

Kasus 3: 

Akun A (brand) adalah akun yang dibuat untuk kepentingan perusahaan, tapi juga terus ngikutin trend. Untungnya akun ini "No sentimen" (nggak punya kecondongan yang membatasi), istilahnya bisa nyelip-nyelip ke hal apapun.

Walau labil selalu ngikut trend, ekspansi konten dari brand ini akan selalu mengerucut sama brand yang dibawanya. Itulah kerjanya tim kreatif.

KitKat's Twitter Content
Judgement: Akun model gini pasti akun gede. Yang diliat udah bukan lagi jenis akun, tapi seberapa kreatif orang dibelakang brand ini mengusung brandnya sambil diterjang-terjang ombak trend. Contoh: @KitKat
Dari dua kasus diatas, kita bisa tahu ada dua macem jenis akun; Akun konsisten dan nggak konsisten. Akun konsisten biasanya akun brand (Samsung, etc). Akun nggak konsisten biasanya akun hybrid/personal, jadi akun ini hobinya ngikutin trend dan ngetweet macem-macem sesukanya.

Kenapa bisa tetep laku? Karena akun hybrid (harus) punya ciri sendiri. Konsisten terhadap ciri khasnya bikin dia unik dan tetep laku. Contohnya: Akun twitter gue. *nyengir*

Masalah mood, ada beberapa solusi. Misal, membagi ketertarikan kamu ke tiga akun Twitter yang berbeda. Kamu bisa tetep ngetweet semaunya tanpa takut karakter akun personal kamu tercampur-aduk.

5. Kamu jarang nyamber

Nggak ada aturan yang menyebutkan kamu nggak boleh sok-kenal-sok-dekat di Twitter, jadi ya sah-sah aja.

Samberlah siapa aja, idola kamu kek, temen kamu kek, atau gebetan kakek. Setiap interaksi yang terjadi pastinya diitung, malah biasanya dapet bonus yang diharapkan semua orang kalo memang tweet kamu pun bagus; sebuah follow-back.

Ntap nget.

Masih ada pertanyaan? Boleh langsung komen dibawah atau mention ke @banbanpret ya :D






Hey, it's me again!

Di post ini, gue mau nyoba sotoy ngomongin hasil observasi Twitter Analytic tempo hari lalu. Yang belum nyoba, langsung aja ke http://analytics.twitter.com/

Semuanya emang berasal dari rasa penasaran. Kayak apa sih penilaian Twitter terhadap akun kita? Terus apakah hasilnya valid? Ayo kita bahas bareng.

Pasti sering dong ngerasain beberapa hal ini:

1. Tweet gue tuh bagus, tapi kok gak pernah ada yang retweet ya?
2. Tweet nggak penting punya orang, retweetannya banyak terus, apa karena follower?
3. Pingin dapet follower, tapi retweetan dikit, otomatis tweet gue nggak banyak nyebar. Gimana dong?

Nah makanya, dengan adanya Analytic ini, diharapkan bisa ngebantu kamu memahami cara interaksi Twitter terhadap akun kamu.


Twitter Analytic berisi berbagai macam data statistik aktifitas Twitter suatu akun yang interval waktunya bisa kamu ceki-ceki sendiri. Di bagian atas ada empat tab dasar: Tweets, Followers, Twitter Cards, dan Tools. Yang mau gue bahas, soal Tweets dan Followers.

Di Tweets, kamu bisa lihat ada beberapa analisa statistik yang menarik. Kamu bisa tahu prestasi akun Twitter kamu di data yang paling kanan, kayak berapa kali dapet impression per hari, retweet per hari, favorite per hari, etc.

TWEET ACTIVITY

Di bagian Tweet Activity, ada tiga elemen penting yang jadi pakem (data masukan) Twitter:

1. IMPRESSION: Jumlah dari pemakai Twitter yang melihat tweet kamu.
2. ENGAGEMENT: Jumlah dari berapa banyak user yang berinteraksi dengan tweet kamu.
3. ENGAGEMENT RATE: Persentase dari jumlah Engagement dibagi jumlah Impression.

Kita bahas satu-satu.

1. IMPRESSION

Impression adalah jumlah dari pemakai twitter yang MELIHAT tweet kamu. Ini terhitung dari saat si user buka timeline, atau bisa juga saat ngeklik tweet kamu.

Maksimalisasi Impression:
User yang buka timeline dan liat tweet kamu, berarti orang tersebut juga harus online berbarengan dengan kamu. Otomatis, kalo kamu ngetweet di jam-jamnya orang banyak online, impression pasti gede. Tapi itu juga tergantung dari berapa banyak followernya.

Followernya 1000, tapi kalo tiap hari yang online cuma 25, impression kamu nggak akan lebih dari 25, itu pun kalo semuanya online. Kalo nggak, ya pasti dibawah 25. Jadi, kamu harus hafal kapan prime-time follower kamu online setiap harinya.

2. ENGAGEMENT

Engagement adalah jumlah dari berapa banyak user yang BERINTERAKSI atau melakukan sesuatu dengan tweet kamu. Ngomongin engagement, erat banget kaitannya sama clicks. Berikut beberapa sumber masuknya data engagement:

- Setiap clicks (dari manapun) dari retweet, favorites, reply, atau apapun yang terjadi sama suatu tweet, engagement naik.

- Setiap kali suatu tweet tersebar/ter-expand. Misal, reply/conversation beruntun, di retweet dari berbagai lapisan lokal dan interlokal, menyebarnya hashtag, dan jadi Trending Topic (Yaiyalah ini pasti udah kesebar jauh banget, TT cuma jadi semacem Award aja). Lagi-lagi ini juga soal click.

- Setiap kali Avatar di-click lewat suatu tweet.

- Setiap kali akun lain nge-click tombol follow lewat suatu tweet. Pasti ngeh dong kalo ada tombol follow di setiap tweet?


  
Singkatnya gini.

Suatu tweet, pasti berisi beberapa elemen. Ada avatar, username, links, hashtag, tombol reply, fav, retweet, follow ya kan? Pokoknya, setiap salah satu dari elemen yang ada dalam tweet tersebut "diapa-apain", itu akan diitung sebagai engagement.

Maksimalisasi Engagement:

Satu-satunya cara adalah membuat Tweet yang tepat. Baik secara "Market" atau menyesuaikan dengan jenis follower. Walaupun sebenernya ukuran tweet yang tepat itu relatif banget. Seperti apa tweet yang tepat itu, nanti gue bahas di postingan berikutnya aja ya.

Nah, dari Impression dan Engagement Rate inilah, hasil total dari seberapa powerfulnya akun kamu bisa dilihat, yang disebut dengan Engagement Rate. Sekarang kita masuk ke tab Followers.

FOLLOWERS TAB

Di sini, kamu bisa lihat betapa beragamnya pengikut kamu. ((PENGIKUT)). Di situ ada beberapa sub-bahasan kayak Interest, Gender, dan Location.

1. Top Interest

Top Interest itu untuk mengetahui sebenernya followers kamu itu tertarik sama hal apa aja. Jadi ini bukan soal "Followers senengnya kamu ngetwit apa", tapi "Followers kamu adalah orang yang suka nge-tweet (apa misalnya)". Nah, si "Apa misalnya" tadi adalah hasil dari stats Top Interest. Ati-ati keliru.
Dari mana Twitter bisa tahu hal apa yang menarik buat kita? Kan nggak ada di bio?
Good question. Jawabannya adalah dari keyword. Twitter mencatat semua topic keyword yang pernah/sering kamu bahas lewat tweet, terus dirangkum deh. Contoh: Music, politik, masak, resep, gitar, band, etc. Karena semua pada akhirnya akan jadi kecenderungan dan jadi keyword.
Keyword adalah bentuk interaksi Twitter terhadap kamu.
2. Your Followers Also Follow

Ini semacem suggestion aja sih. Twitter merangkum kemungkinannya dari Top Interest tadi. Jadi kalo kamu mau follow orang-orang yang punya interest sama kayak followers kamu, nah itu dikasih sarannya.

Persentase yang ada di situ, adalah jumlah followers kamu yang ngefollow akun yang disarankan tadi.

3. Gender

Gender ini penting buat tipe akun (biasanya Brand) tertentu. Biasanya buat menentukan "Market" atau konsumen. Atau bisa juga buat ngetwit galau dan romansa. Gender still sales.

Pertanyaan lagi: "Dari mana Twitter bisa tahu jenis kelamin kita? Kan nggak ada di bio?"
Obviously, dari email. Kamu daftar Twitter pake verifikasi e-mail kan? Nah, di e-mail kamu masukkin jenis gender kan? Nah.


[Pret's-pektif]: "Kamu nggak perlu heran terhadap sosmed-sosmed yang rasanya pinter banget bisa nilai kebiasaan/ketertarikan kita, padahal semua datanya kamu lah yang masukkin sendiri. Dan dalam hal ini, kamu dan twitter punya cara interaksi yang sama, yakni lewat Keyword dan Clicks."

 thumbnail from:

Jam sepuluh pagi gue baru melek, buka hape, eh timeline Twitter sejagat raya udah penuh sesek sama satu hashtag #alumniAADC yang boom! jadi trending topic. Mengalahkan obrolan soal rilisnya film Interstellar yang happening sejak dua hari sebelumnya. AADC? Film Ada Apa Dengan Cinta yang legendaris itu keluar lagi? Ada apaan nih?

Masih inget dong, perempuan yang postingan Path-nya bocor soal dia yang nggak mau nge-share tempat duduk buat ibu hamil di KRL?

Kemarin, 28 Agustus 2014, kejadian postingan Path bocor terulang lagi.

Headline: Ditolak Isi BBM di Antrean Mobil, Florence Anggap Orang Jogja Tolol (http://www.nemukabar.com/2014/08/ditolak-isi-bbm-di-antrean-mobil.html)

Sumber lainnya:

Sekolah Tinggi2 di jogja tapi mulut gak berbudaya, njaluk dipiyekke iki?? http://www.kaskus.co.id/thread/53fe9876148b461f1f8b456a/sekolah-tinggi2-di-jogja-tapi-mulut-gak-berbudaya-njaluk-dipiyekke-iki

Serobot Antrean Mobil di SPBU, Gadis Pemotor Ini Disoraki Warga
http://news.detik.com/read/2014/08/27/150037/2674146/10/serobot-antrean-mobil-di-spbu-gadis-pemotor-ini-disoraki-warga




Dibully, Florence Sihombing Minta Maaf di Path
http://www.nemukabar.com/2014/08/dibully-florence-sihombing-minta-maaf.html

**

Ampe pihak kampus beneran nyeriusin yang beginian cobak, dan dibales permintaan maaf sama yang bersangkutan pun LEWAT PATH JUGA :)) This people are really need a holiday.

Sebagian kecil dari hal ini, juga sempet dibahas lho sama Dinikopi di Psst! Stop berkeluh kesah soal pekerjaan di Twitter.

So, lewat short-post ini, gue mau nge-share beberapa poin yang kayaknya sih penting, sebagai pembelajaran di lain hari buat kamu yang masih suka meremehkan bahwa social media hanyalah sekedar dunia maya. Wrong! Social media adalah kehidupan.
Sebenernya bukan nggak suka sih, cuma nggak ngerti aja kenapa begitu banyak orang yang mempasrahkan masalah romansanya (ini istilah yang dipake di HS) ke orang lain, ketimbang teman sendiri.

Sejarahnya, gue tahu http://hitmansystem.com/ awalnya tentu dari twitter. Karena begitu banyaknya SPAM RETWEET yang diblast oleh following gue, akhirnya gue pun tergelitik buat follow beberapa mentor HS. 


Berawal dari kegusaran gue terhadap adik perempuan semata wayang yang entah gak bisa konek ketika mengkomunikasikan sesuatu ke bokapnya. Lalu, gue mulai penasaran dan menganalisis dimana sih sebenernya letak miss nya. 

And finally, ternyata memang ada satu istilah khusus untuk keadaan miss semacam ini.

Hari gini, emang banyak banget orang tua yang gagal paham sama era anak-anaknya sekarang. Kebanyakan dari mereka berpikir bahwa perilaku sang anak adalah reaksi pembantahan atas apa yang orang tuanya ajarkan dengan pemahaman berdasar pakem konvensional.

Padahal, Bumi tetap berotasi, zaman bergolak dan mengalami perubahan. Dan sekarang adalah jamannya para Digital Native Generations.


Typo apaan sih?

Typo, singkatan dari Typographical Error adalah istilah yang biasanya kita pake untuk mendefinisikan “kesalahan penulisan” atau “salah tulis”.
 

Typo jadi penting buat dihindari semenjak populernya HP touchscreen. Apalagi dengan maraknya social media dan meningkatnya skill mengetik anak-anak jaman sekarang, nggak jarang mereka salah ketik ke ortu mereka atau pun ke orang penting lainnya, karena perbedaan satu huruf dalam satu kata bisa membuat perbedaan makna.

Yang jelas, Typo bisa terjadi karena dua alesan: salah KETIK,dan salah MIKIR.