Mau Sampe Kapan Cover Punya Orang?

2 comments
Source

Istilah Cover, atau mungkin bisa diartiin dengan membawakan karya orang lain sebenernya bukan hal baru. Malahan, berkat cover, inovasi-inovasi baru bisa terlahir dengan sangat memuaskan.

Contoh, memasak. Banyak orang yang masih berpedoman sama resep orang, banyak juga yang eksperimen buat menghasilkan resep baru dari masakan yang sama.

Tapi yang mau gue omongin sekarang adalah cover-meng-cover di dunia musik.
Eiiit, tapi gue nggak ngomongin orang yang emang hobi bikin cover buat seneng-seneng aja lho, ya. Orientasi yang gue maksud lebih ke arah yang serius.

Cover lagu orang adalah hal pertama yang pastinya terlintas saat kamu/bandmu memutuskan untuk mulai eksis dan go-public. Abisnya kan' gampang. Tinggal pilih lagu yang lagi nge-heits, sesuaikan sama komposisinya dengan kemampuan member kamu, kelar deh. Bandmu akan seketika dikenal, tapi bukan terkenal. 

I warn you, kalo kamu belum punya ciri, "being known" dan "being famous" itu beda banget.

The Main Reason
 
Yang menggelisahkan, band-band sekarang selalu mengulangi kekeliruan yang sama, yaitu not being themself. Itu membosankan dan sama sekali nggak bikin generasi band baru jadi lebih "hijau".

Tau nggak? Saat kamu memutuskan untuk cover lagu orang, kamu juga memutuskan untuk nggak jadi diri sendiri pada saat yang sama. Terus, masa mau dibilang nggak punya kepribadian? Masa nggak jengah dibilang nggak punya ciri?

Nah, solusinya adalah kamu harus punya flavour and taste sendiri. Harus punya ciri khas yang bisa ditawarkan, dan kalo mungkin, sekalian dijual dengan trik marketing yang yahud. There, jalan menuju famous akan sedikit bersinar, kalo memang itu yang kamu mau (famous).

Karena suhu-suhu baheula bilang, jadi terkenal belum tentu influencing. Tapi kalo influencing, kamu pasti terkenal. The choice is yours.


Gimana sih caranya biar bisa nemuin "taste" sendiri?

Nyoba menemukan taste dan flavour yang beda itu buanyak banget caranya. Salah satunya kayak.....

1. Merombak outfit (band). Kalo soal ini mah pastinya udah jadi rahasia umum. Band-band kayak Stryper, Steel Panther, KISS, atau band-band jepang visual kei bisa kamu jadiin referensi.

2. Satu lagi jalan unik yang bisa kamu coba adalah ngerusak struktur lagu. Ada beberapa lagu yang intronya jazz, tiba-tiba di reff jadi metal, dan berbagai variasi lainnya. Band Maximum The Hormone, Tokyo Jihen, Aicle, boleh banget kamu tes ceki-ceki ke Youtube.

3. There is no way to beat a fresh idea!  

 - Misal, band kamu tuh sebenernya band metal, tapi kalo live-perform mainnya unplugged di cafe-cafe. Gokil nggak, tuh? Orang pasti bingung, tapi orang juga jadi kenal kalo kalian itu multi-talented :)

- Kalo band kamu udah solid dan kompak, coba bikin lagu sesuai dengan sumber publikasi. Bikin lagu khusus ngerusuh di pensi, buat acara weddingan, dan buat cafe-cafean. Masing-masing satu lagu. Kalo ciri khas kamu tersampaikan, nggak mungkin juga orang gak cari kamu, kan? 

Anyway..

Cover lagu orang itu sah-sah aja. Tapi itu nggak berarti kamu ikut jadi "mereka". Artinya, nggak harus niru gear mereka, outfit, performance, etc. Kamu kan' harus tetap menawarkan flavour (versi) yang lain. 

Sekarang, umpama kamu cover lagu nih, terus hasilnya sama persis kayak si empunya lagu, terus poinnya apa? Siap-siap aja berakhir dengan title "Oh itu kan si orang/band yang suka cover ini-itu-ini-itu kan?"

Aw, that's sucks, man...

Nurut aku, hasil coveran sebuah lagu akan maksimal kalo ciri khas kamu sendiri sukses diperkenalkan (dan jangan lupa dijaga konsistensinya, yah), bukan berusaha untuk dapet hasil yang persis aslinya.

Inget, terlalu banyak bikin cover dari orang/band terkenal, nggak bikin bandmu cepet terkenal juga kan?

2 comments:

  1. Tapi kalo coveran Glee selalu enak kok kak :')

    Ini juga terjadi sama artis YouTube yang banyak ngecover lagu orang kayak Sam Tsui, Kurt, Mike Tompkins, dll. Pas mereka buat lagu sendiri, ndak laku :))

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hobi cover, asal nggak lupa mengembangkan potensi diri aja sih...

      Delete