#Share: Gear Untuk Latihan di Kamar

No Comments

Dulu, gue termasuk dalam salah satu orang yang selalu terbentur kesulitan (baca: low-budget) untuk urusan permusikan.

Padahal mah ya, kalo cuma buat genjreng-genjreng hore aja harusnya nggak susah. Tapi kenyataan berkata lain.

Jaman SD/SMP dulu, pergaulan gue nggak luas-luas amat. Mau minjem gitar kopong ke sana kemari, sekedar buat belajar aja susahnya minta bapa lagi.

Iya, karena pas sekolah dulu gue nge-drum.

Itu juga karena gue aslinya pingin megang gitar eeeee lah dalah sama sekali nggak bermodal, lalu akhirnya melacurkan diri pada drum.

Tapi sekarang keadaan udah jauh berbeda. Hari ini, kalo cuma muasin nafsu bejat bermusik a.k.a nge-gitar nggak perlu keluar duit banyak. Tinggal colok-colok dikit, nggak perlu beli ampli yang menuh-menuhin tempat, serta kelengkapan bengkel kecil-kecilan udah cukup jadi pemuas hasrat.

Berikut, gue mau share Top 5 personal gear apa aja yang setia menemani selama dua tahun belakangan ini. Yuk, cekidoy (pake y):

1. LTD Deluxe MH Series

Gitar elektrik standar kok. Six strings, Set-thru (body+neck nyatu) mahogany body with rosewood fingerboard, active-pickup EMG (kayaknya sih aktif bahahaha), 2 control knob, tune-o-matic bridge tapi seri yang through-body.

My lovely "uzur" laptop dan gandengannya
Dulu sempet pake Ibanez S-Series sih, tapi berhubung perawatan yang kurang memadai, necknya jadi agak bengkok dan kurang enak dimainin di fret-fret tinggi deh. Untungnya, LTD ini cukup slinky untuk meladeni manuver permainan jari gue yang tidak seberapa wah ini.

Belum terlalu minat beli gitar elektrik? Kamu bisa cek trik dan panduan mendetail tentang cara memilih gitar kesayanganmu di link http://www.banbanpret.com/2015/04/rahasia-kece-milih-gitar-untuk-pemula.html
2. Strings

Sebelumnya gue pake Ernie Ball Hybrid Slinky, tapi baru-baru ini masih nyobain senar Elixir Custom Light sih.

Sesuai dengan apa yang diklaim Elixir, senar ini anti-karat lho, thanks to Nano-coatingnya. Karena nggak berkarat, tone yang dihasilkan juga jadi lebih awet. Intinya, kalo pake elixir, jadi jarang ganti senar deh.

Gue ada rencana untuk nge-review beberapa senar andalan sih, nanti yak dibikinin.


3. Pedal effects, guitar jack, dan Output

Untuk jack, gue pake Proline Jack yang gue dapet sekitar 85.000 perak di Gramedia. Gue pilih karena cukup well-made, terkesan awet dan bandel.
Punya w yang warna biru y
Kalo untuk efek dan output, gue nggak pernah pake pedal dan ampli kok. Karena emang niatnya buat nge-jam sendiri aja di kamar sih.


Jadi, gue tinggal download software Guitar Rig, dan colokin semuanya via converter jack dan speaker aktif. Atau kalo lagi pengen fokus, bisa kamu ganti outputnya pake headphone. Voila, jadi deh studio gitar dadakan!
Yang lebih mahal justru nggak menjamin kualitas, ciyus

Speaker di atas itu ada dua, ditumpuk barengan dan gue shuffle susunan woofernya. Ada speaker iBox boleh dapet 475.000, dan speaker Advance kesayangan gue ini beli di Solo seharga 185.000 perak di Gudang Komputer. Whaaaaat? Iya bener, 185 ribu perak :))

Gue pernah nulis kok soal petunjuk lengkap nyolokin gitar listrik ke laptop. Langsung cek link ini ya http://www.banbanpret.com/2013/08/maen-gitar-di-laptop-gini-caranya.html




4. Picks


Pick gue jujur buanyaaaaaaaaak bangeeeeeeeeeet ...................... yang nggak dipake.

Kalo diitung, yang jadi primary sekarang cuma dua, Dunlop Jazz III XL yang mulai usang, dan D'addario Black Ice. Keduanya punya "fitur" dan feel yang beda, at least menurut gue sih :)


Dunlop Jazz III dulu, gue dapet sekitar 120.000 ribu perak berisi 3 biji di Gramedia Slamet Riyadi, Solo. Gue pilih karena ukurannya lumayan lebar buat jempol, terus bahannya juga campuran composite apa gitu, lebih nge-grip aja rasanya.

Sementara D'addario Black Ice yang umurnya belom genap enam bulan ini, dapet seharga 90.000 perak (kalo nggak salah) di M&G music Gramedia Matraman.

Black Ice ini ukurannya lebih kecil dan berbahan Duralin, diklaim bisa menyerap keringat (dan menyerap APBN) untuk grip yang lebih baik, serta menghasilkan tone lebih tebel. Selama pake, emang jauh lebih solid sih daripada Dunlop. Fyi, pick ini dijual terbatas lho. Go grab 'em fast!


5. Accesories
  • Capo
Capo buat gue krusial banget deh. Soalnya gue hobi ganti-ganti tuning buat beberapa lagu, based on my mood :p

Jadi, semua gitar gue disetel "D-Tuning" alias whole step down/turun satu dari standard (E) tuning. Tuning D tuning itu D-G-C-F-A-D, sementara standardnya E-A-D-G-B-E.

Alasan D Tuning dibantu capo ini semata-mata biar gampang aja. Kalo mau naik setengah (half step) tinggal jepit satu fret, mau naik tuning standard jepit dua fret. Easy.

Ini dia tersangkanya
Dulu sempet pake Capo murahan seharga 40 ribuan. Beneran nggak recomended, deh. Pasalnya, capo murah ini cuma ngandelin pegas tunggal (nggak bisa diset).
Keliatan kan tuner micro-tensionnya? Itu lho yang bulet
Sementara capo andalan gue hari ini adalah bikinan D'addario seharga 270.000 perak. Sedikit pricey tapi worth-spending kok. Ukurannya mungil nggak makan tempat dan dilengkapi fitur micro-tension untuk mengatur seberapa kuat tekanan ke fretboard, karena untuk naikin tuning seringkali nggak harus diteken-teken banget kok.

Kalo kamu minat, langsung aja ngacir ke MG Gramedia, atau bisa beli online di link ini http://mg.co.id/d-addario-planet-waves-ns-capo-silver.html

  • Cleaner
Ini tambahan aja sih. Tapi, sebaiknya at least punya sebotol/dua botol lah buat bersih-bersih. Karena susah lho cari kandungan cairan yang cocok untuk ngerawat gitar. Nggak bisa cuman pake aer doang.

KYSER's String & Fretboard cleaner
Kalo sekarang, gue mengandalkan cleaner besutan KYSER. Selain dari komposisi kandungan, gue nggak ngerti sih di mana bedanya. Karena bau-bau dan hasil akhirnya sama aja; licin dan bersih.

Cleaner dari KYSER ini gue dapet di Nuansa Musik Kelapa Gading dan dibanderol 90.000 per botol. Jangan lupa kain lembut biar kayunya nggak cedera. Gue sempet dapet "cloth" seharga 15.000-an per lima buah di ACE Hardware. Sejauh ini really serves me well :)

  • String/Peg Winder
Ini juga nggak kalah penting nih. Capek juga lho muter peg (kepala tuner) pake tangan setiap kali ganti senar.


Winder merk Alice kayak di atas ini nggak nyampe 20 ribuan kok. Atau kalo kamu anaknya efisien banget, bisa cari winder kelas Luthier (pengrajin gitar) bernama Peg Drill.

Iya kamu nggak salah denger. Alat ini memakai bor dan Peg winder sebagai mata bornya. Saat ini baru nemu bikinan mata bor D'addario dan Ernie Ball PowerPeg, sih. Nggak tahu kalo mas Anang.



Terakhir, mood-booster!

Semua barang-barang ini akan useless kalo kamu lagi not-in-the-mood. Iya dong? Untuk itulah, kamu akan selalu butuh yang namanya mood-booster!
Hasil jepretan Redmi Note 2 dan HDR effect dari Snapseed :)
Kalo gue sih, cukup gelas fancy, dan kopi murah nan enak aja kuncinya :)

0 Reactions:

Post a Comment