Trik Beli Smartphone For Dummies!

3 comments

Alexander: Eh, hape ini tuh bagus nggak?

Narsih: Yah, tergantung kebutuhan abang. Beli hape buat apaan?

Alexander: Aku bingung, sih (bukan manggil Narsih). Kayaknya saat ini aku cuma butuh kamu deh.

Narsih: Ah, abang...

Alexander: Sih.....

*lalu mereka pun kembali bahagia menyongsong hari esok di depan diskonan toko Oceanic*

Puas enggak, kesel iya. Lalu kita bakal nanya orang lain lagi dengan pertanyaan sama, gitu terus rauwisuwis :)

Etapi, emang bener sih. Yang namanya beli hape baru, itu tergantung nantinya mau dipakai buat apa ((Lho kok malah ikutan juga)). Gini-gini-gini, masalahnya gimana bisa tahu apa kebutuhan kita, kalau nggak tahu jenis hape apa yang udah/akan dibeli?

Oke, jadi masalah spesifikasi hape dong ya? Yap, perang spek yang dilakukan vendor hape-hape murah hari ini makin menjadi-jadi dan bikin bingung.

Tapi tenang, mulai detik di mana kamu baca post ini, mudah-mudahan bisa sedikit mencerahkan kegalauan kamu akan hape inceran. Nggak ada lagi deh' tuh yang namanya salah beli hape, atau ngerasa kena typu-typu sama SPG phone-store.

Yuk, kita jembrengin semuanya di sini :)

Dalam dunia perhapean, menurut gue sih, secara kredibilitas (kita bahas hape-hape kelas mid-end ya) bisa dibagi dalam dua kategori besar. Yaitu branded dan non-branded (mostly refers to hape-hape "cina" yang murah tapi berspesifikasi tinggi)

Untuk hape branded kayak Samsung, SONY, LG, dan iPhone ini pastinya udah pada kenal dong ya?

Hape merk PEPSI, menyambut era kebingungan baru di mana kita harus memilih antara kebutuhan primer atau tersier;diminum, atau dipajang.

Branded Phone

Istilah branded di konteks ini artinya, secara reputasi dan build quality udah sangat teruji. Jadi, mereka kalo bikin hape tuh udah pasti bagus, bahkan untuk yang harganya paling murah sekali pun.

Ciri khasnya, hape branded itu relatif mahal, tapi tahan banting dan bandel. Trus, kalau spesifikasinya dibandingin dengan hape-hape cina kayak Xiaomi, ASUS, atau Meizu, hape branded pasti kalah telak.
Wuidih, kenapa hape branded harga selangit kok malah nggak diimbangi sama spesifikasinya? Karena biasanya hape branded lebih mengedepankan sisi desain dan build-quality. Spesifikasi yang jelek itu, istilahnya buat neken harga.

Semisal kita bandingin antara Xiaomi Mi4i (kita golongin ke non branded) versus Samsung J series (branded), sebagian orang bilang bahwa spesifikasi Samsung J mentok banget dengan harga mahal, dan Mi4i terhitung unggul karena lebih murah dan speknya bagus.

Di sisi lain, tetap ada akan ada orang yang lebih memilih Samsung daripada Xiaomi karena mereka ngerasa asing sama (nama brand) Xiaomi.

Jadi, kalau hape branded neken harga dengan rendahnya level spesifikasi, kalau hape non-branded biasanya neken harga dengan cara ngurangin fitur (nggak ada SD card, nggak ada dual SIM, dll).

However, kalau pun Samsung mau ngeluarin seri J series terbaru dengan spesifikasi yang persis kayak Xiaomi Mi4i, pasti akan mahal banget. Kasarnya nih, Samsung kan pemain lama ya, riset tim Samsung soal jeroan hape pun (mungkin) jauh lebih berpengalaman daripada tim Xiaomi. Itulah kenapa hape branded akan selalu lebih mahal.

Jadi, udah tahu mau pilih branded atau non-branded? Kalau pilihan kamu branded, boleh stop baca sampai di sini :)

Eh, masih lanjut? Okay dari sini kita beralih ke problematika manusia modern hari ini ya, yakni spesifikasi hape :)

Non-branded phone


Pernah buka-buka website yang namanya GSMarena.com? Itu lho, tempat database hape beserta spesifikasi dan tanggal rilisnya. Di web ini, kamu juga bisa menggunakan fitur "compare" untuk mempermudah kamu bandingin beberapa hape inceran.

Belom? Nah, contoh tampilannya kayak gini nih:

Sekarang kita bahas elemen-elemen yang ngaruh banget sama jadi/tidaknya kamu beli hape, sesuai yang ada di gambar tersebut ya.


1. NETWORK

Network ini sebenernya jarang dipusingin. Angka-angka tersebut adalah daftar frekuensi. Sederhananya, kalo daftar frekuensinya makin panjang dan banyak, berarti hape kamu baru dan bagus.

Berikut urutan frekuensi sinyal yang bisa ditangkap mulai dari yang paling rendah (dikutip dari warungtechnology.com):

GPRS (2.5G), General Packet Radio Service, adalah suatu teknologi yang memungkinkan pengiriman dan penerimaan data yang menjanjikan kecepatan mulai dari 56 kbps sampai 115 kbps, sehingga memungkinkan akses internet, mengirim e-mail, dan MMS.

EDGE (2.75G), Enhanced Data rates for GSM Evolution (2.75G) dapat mencapai 473,6 kbps sehingga rata-rata kecepatan EDGE 3 kali lebih cepat dari GPRS. Fasilitas yang disediakan EDGE sama seperti GPRS (e-mail, MMS, dan browsing).

3G, Third Generation Technology atau W-CDMA/UMTS adalah generasi ketiga dari perkembangan teknologi nirkabel. Jika di CDMA 3G sebanding dengan EVDO (Evolution-Data Optimized). Layanan 3G punya fasilitas video streaming, (termasuk didalamnya: video conference, dan video calling). Secara teori kecepatan akses 3G sekitar 480kbps.

HSPA/HSDPA (3.5G), High-Speed Downlink Packet Access adalah perkembangan 3G. HSDPA sering disebut dengan generasi 3.5 G. Karena HSDPA masih berjalan pada platfrom 3G. Secara teori memberikan layanan suara, video, maupun akses dengan kecepatan hingga 3.6 Mbps atau 9 kali lebih cepat dari layanan 3G umumnya. Kontennya sendiri tidak jauh berbeda dengan konten dari teknologi 3G.

4G, Fourth-generation technology atau sering disebut LTE Advanced merupakan pengembangan dari teknologi 3G. Diklaim mampu menghasilkan kecepatan 100Mb/detik dan 1Gb/detik baik dalam maupun luar ruang dengan kualitas premium dan keamanan tinggi. 4G akan menawarkan segala jenis layanan dengan harga yang terjangkau.

2. DISPLAY

Dilihat dari jenis layar smartphone yang banyak beredar, kayaknya banyak didominasi sama layar IPS LCD dan AMOLED, ya nggak sih?

Secara keseluruhan, apa yang membedakan dari kedua jenis layar ini adalah tingkat konsumsi batre dan tingkat kejernihan/kecerahannya.

Layar IPS cenderung boros batre dan punya tampilan yang nggak terlalu cerah. Sementara layar AMOLED cerah banget, tetap tampil jernih di bawah sinar matahari, dan hemat daya.

However, karena AMOLED ini masih digolongkan teknologi baru, harganya pun masih mahal. AMOLED-nya aja mahal, gimana ceritanya dengan hape yang pake layar AMOLED? :)
Supernote: Sebenernya layar IPS LCD buat ukuran hari ini udah termasuk baik kok. Bocoran aja nih; biasanya suka ada yang namanya Ppi (pixel per inch) di setiap spek layar hape. Apapun layarnya, jangan kurang dari 300 Ppi ya.

3. PLATFORM


Apa sih ngaruhnya versi android terbaru atau lama di sebuah smartphone?

Gampangnya gini, setiap rilis versi, android tersebut akan selalu dibuat berdasarkan jeroan hape-hape flagship (unggulan) di masa itu.

Jadi kalo ada jeroan hape lama tapi pake android terbaru, kira-kira bakal wus-wus nggak?
Tentang versi Android

Gue sendiri bukan tipe orang yang ngoyo bianget sih kalau soal versi android. Karena mau (semisal) Kit-kat atau pun Lollipop, pertanyaannya akan selalu sama:

1. Kit-kat/lollipop ini jalan pake RAM berapa giga?

2. RAM-nya berapa? (akan sering ditanyain, since RAM di smartphone itu penting banget untuk ngukur performanya)

3. Apakah design UI-nya stockandroid atau custom?

Numpang tuh maksudnya, nggak pake desain interface android bawaan alias custom. Contohnya kayak Samsung dengan TouchWiz, Zenfone dengan Zen-UI, atau kayak Xiaomi yang punya MIUI. Dan biasanya tercantum UI tersebut dibikin di android apa. Yang UI-nya nggak custom tuh kayak OnePlus One dengan Cyanogen, atau semua Google Phone.
4. Setelah tiga nomor tersebut, seberapa banyak fitur hapenya? Jadi lemot atau balanced? Boros batre nggak? UI-nya nyusahin atau nggak?

Setelah menjawab pertanyaan tersebut, baru deh bisa bilang, hape ini bagus atau nggak. Kalo nggak bagus biasanya harga murah, kalo bagus biasanya dibanderol cukup mahal.

**
Bagian ini nih, yang biasanya sering ngejebak para pembeli hape dengan iming-iming "sistem operasi terbaru" atau "android terbaru". Membuat mereka berpikir bahwa hape modern itu ya pake android yang terbaru.

Catatan aja nih, semakin baru sistem operasi, maka spesifikasi yang dibutuhin untuk nge-support juga semakin tinggi. Jadi menurut gue, ketika ada hape super murah berspesifikasi rendah dengan sistem android super baru, bisa dipastikan hapenya akan lemot dan nggak berjalan dengan semestinya. Zonk abis nggak sih?

Agar suatu sistem android bisa jalan maksimal sesuai dengan jeroannya (RAM, prosesor, dll), pastinya dibutuhkan banyak trial n' error biar bug-nya makin minim.

Yang android lama aja kadang masih banyak bug, apalagi yang baru keluar, yang notabene belom banyak orang yang pake? Kalo belom banyak yang pake, gimana bisa tahu kalo sistem tersebut banyak bug-nya? Hehehe. 

So, hape murah dengan sistem android terbaru itu bukan jaminan performa memuaskan, kok.

Memilih GPU dan Processor

Kalo soal ini, sebenernya nggak ada cara gampang buat ngejelasinnya. Share experience aja ya?
  • Snapdragon atau Mediatek?
Sempet nyobain beberapa hape Snapdragon seri 8 (seri 801, 805,dst) dan Mediatek (MTK) juga, sih. Snapdragon ini high-performer banget, game-game bergrafik HD dilibas habis semuanya. Pasti puas mainin game HD di atas Snapdragon. Minusnya, punya konsumsi baterai yang luar biasa dan bikin hape cepet anget. Oh satu lagi, suka nge-lag di game-game 2D. Game belom kelar tapi udah harus charge hape itu kentang banget nggak sih?

Kalo Mediatek ini asyik dipake nge-game berlama-lama dan punya konsumsi daya yang irit, bikin hape nggak cepet ngebul. Sebagian besar game 2D bisa jalan dengan lancar jaya, 3D pun bisa, sayang nggak semuanya. Apalagi game-game terbaru dan HD, musti test-drive dulu biasanya. Membuat hasrat kamu untuk jadi gamer paling update harus rela ditahan-tahan dulu deh.
via phonearena.com
Sekarang sih lagi suka sama Mediatek Helio X10 (notably termasuk seri unggulan dari Mediatek yang biasanya dipasang di hape-hape mahal) di Xiaomi Redmi Note 2, snappy banget!

  • Clockspeed (Ghz) berapa enaknya?
Hahaha. Gue pribadi nggak terlalu musingin clockspeed sih. Semakin banyak inti/corenya, dipake multi-tasking akan semakin enteng. Jadi, tinggal pastiin aja bakal seberapa multi-tasking-kah kamu? Kadang Octa core (delapan inti) 1.7 Ghz, masih kalah ngebut sama Dual core (dua inti) 2.2Ghz. Sekali lagi, semuanya tergantung dari seberapa gede RAM dan segala macem tetek-bengeknya.

4. MEMORY
Masih inget nggak pelajaran kelas komputer waktu sekolah dulu? Nah, sebenernya performa spesifikasi hape-hape modern sekarang ini setara dengan performa desktop/PC dan laptop lho. Singkatnya, apa yang ada di dalem PC kurang lebih persis kayak yang ada di dalem smartphone hari ini.

Kalau ngomongin memory smartphone, biasanya cuma terbagi dua yakni RAM dan ROM.

RAM itu analoginya kayak kapasitas energi yang akan dipakai sistem dan aplikasi. Karena setiap aplikasi yang kamu buka, semuanya makan RAM, dan kalo pun inactive, tetep jalan dari balik layar (background process), kecuali kamu end task. Hape kamu lemot dan banyak aplikasi yang mendadak keluar sendiri (force-close)? Itu tandanya RAM kamu habis, tuh.

Makin gede RAM-nya, makin lancar multi-taskingnya. Itu berarti, kamu juga makin leluasa ngebuka banyak aplikasi sambil main game berbarengan tanpa lag. RAM 1GB is sooooo yesterday. RAM 2GB udah cukup oke kok. 3GB pastinya wus-wus-wus. 4GB? Even Samsung Galaxy Note 5 yang terbaru pun belom terlalu butuh RAM segede itu kok :')

Nah, kalo ROM ini lebih mirip kayak Hardisk. Tempat dimana sistem operasi, data-data hape kamu tersimpan selain data SD-CARD. Yap, ROM = Internal storage. Seneng koleksi game-game HD bersize gede? Nah, boleh cari hape yang ROM nya gede. Untuk ukuran sekarang, 32-64GB udah yang paling standar sih.

5. CAMERA

Nah, ini bagian favoritnya ciwi-ciwi nih. Nggak usah pusing-pusing, cuma dua hal yang harus kamu perhatiin pas milih kamera smartphone: Apperture dan mega pixel.

Apperture which is the most important thing for me, fungsinya mengatur seberapa banyak cahaya yang masuk ke sensor kamera (mengatur bukaan lensa, yang nantinya mencegah over-exposure/silau/keputihan terlalu sering) ((KEPUTIHAN)).

Tingkat apperture yang banyak beredar di smartphone sekarang ada 2.4 hingga yang paling kece 1.8. Yap bener banget, makin kecil angka apperturenya makin bagus.

Kalau soal megapixel, makin gede pixelnya, makin tajem pula foto yang dihasilkan. Tapi inget, gedenya megapixel nggak selalu menjamin hasil foto kamu bagus ya. Hasil foto 16MP bisa aja lebih jelek daripada jepretan kamera 8MP, kok.

Untuk ngebantu kamu dalam mengambil keputusan, mending gini aja deh. Cek berapa megapixelnya, kalo kamu udah cukup puas sama nilainya, cek apperturenya (at least 2.0 atau lebih kecil), lalu tes kameranya. Hasilnya oke? Langsung ambil jangan ina-inu :)

Sisa perkameraan yang perlu kamu tahu palingan fitur-fiturnya kali ya?

Face detection: Salah satu varian auto-focus yang langsung nyari muka kamu untuk segera difokuskan. Iya, gitu deh.

LED Flash/Dual-tone flash: Hasil foto yang pake dual tone flash biasanya lebih bagus daripada LED flash biasa saat kondisi pencahayaan kurang (low-light mode)

Optical Image Stabilization (OIS), ini sebenernya untuk ngebantu menstabilkan kamera saat udah auto-focus. OIS ini juga berguna banget buat kamu yang suka jeprat-jepret pas laper berat, alias tangannya sering gemeter. Laper bukannya makan malah nyari hape.

Laser Focus: Sekali jepret, seluruh selfie wajah kamu akan langsung berubah menjadi Kylo Ren. Sukur-sukur jadi Revaldo sekalian. Nggak deng, laser focus ini terkenal dengan tingkat kegesitannya berganti fokus objek dalam itungan detik. Ya iyalah wong pake laser,mudah-mudahan nggak ada mata yang copot ya.

ini Revaldo
Geo-tagging: Memberikan kamu informasi lokasi dan waktu kapan foto tersebut diambil yang nantinya juga ngefek ke bagian info/description saat nge-save foto. Semua detail tersebut juga mempermudah kamu yang pingin langsung nge-share foto ke kancah sosmed.
Selesai pedekate sama jeroannya, sekarang ke verdict akhir ya.
Kesimpulan

Dua standar berikut bisa jadi tolok-ukur yang memudahkan sisi fungsional pembelian hape kamu, nih. Kamu beli smartphone baru, mau buat foto-foto cantik, atau nge-game?

Kalo buat foto-foto cantik mah gampang. Tiga hal yang kamu harus cek:
  • Test shutter-nya beserta hasil fotonya
  •  Jangan lupa cek apperture di atas kertas, fitur, dan interfacenya ribet apa nggak.
  • Cek internal storagenya. Foto-foto cakep itu size fotonya bisa 1-3MB-an lho. Kalo seneng foto HD, mungkin harus cari yang internal yang agak lega.
Nah, kenapa ngambil contoh "Hape buat nge-game"? Karena kalo hape udah bisa buat nge-game berat, kinerja lainnya pasti lancar. Paling masalahnya tinggal ketahanan baterai aja. Beberapa hal yang harus dicek:

1. Berapa RAM-nya? At least, pilih yang 2GB atau lebih biar performanya agak terjamin.

2. Internal Storage. Kalau kamu seneng koleksi game-game, 16GB pasti nanggung. mendingan 32GB atau 64GB sekalian ya. Inget, size yang tertera itu belum dipotong sama system lho.

3. Mau GPU snapdragon atau mediatek? Jangan lupa cek nilai clockspeed-nya juga buat basa-basi ya :)

4. Versi android harus diliat terakhir. Makin baru versinya, makin bisa segera mainin game-game terbaru juga. Kalo kamu gamer retro, mendingan tahan dulu pake Jellybean atau Kit-Kat. Apa? Kamu anaknya kekinian banget? Kalo gitu wajib ambil Lollipop! *lalu nyomot di warung*


[Pret's-pektif]:
 Beli hape dua jutaan mah sah-sah aja, tapi sudahkah kamu meluangkan dua jam untuk kontak orangtuamu? #aisyeddap

3 comments:

  1. Cocok banget bacaannya. Pas mau beli HP. Tapi memang kayaknya ga ada yg all in one ya. Pengen hp murah (harga menengahlah), kamera bagus, memori sebesar game, RAM juga gedhe. Hehe
    Yang ada, pastilah harga melambung jadinya. 😁😁😁

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kalo semua jeroannya bagus, tekor dong biaya produksinya? Hahaha. Emang ada rencana beli hape apa kak?

      Delete
  2. jadi harus lebih memperhatikan spesifikasi smartphonenya ya ...
    timah solder

    ReplyDelete